Imbas Kericuhan Arak-arakan, Jenazah Lukas Enembe Terlambat Tiba di Lokasi Pemakaman
Sementara lokasi ketibaan jenazah di Bandara Sentani menuju rumah duka di Jayapura memiliki jarak yang cukup jauh.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Prabowo mengungkap, jenazah mantan gubernur Papua Lukas Enembe mengalami keterlambatan tiba di lokasi pemakaman di Koya Tengah, Kota Jayapura.
Semula, jenazah akan dikebumikan pada sore hari ini sekira pukul 15.00 WITA.
"Sementara kegiatan masih berlangsung perarakan jenazah alm Lukas Enembe. Posisi jenazah masih Kotaaja untuk selanjutnya perjalanan sampai ke lokasi pemakaman yaitu di wilayah Koya Tengah Jayapura," tutur dia dalam tayangan Kompas TV, Kamis (28/12/2023).
Baca juga: Ricuh Massa Pengantar Jenazah Lukas Enembe Buka Luka Lama Kasus Kerusuhan 2019 di Jayapura
Keterlambatan kegiatan pemakaman diungkap Kombes Benny.
Massa memaksa untuk melakukan arak-arakan jenazah dengan berjalan kaki.
Sementara lokasi ketibaan jenazah di Bandara Sentani menuju rumah duka di Jayapura memiliki jarak yang cukup jauh.
Baca juga: Foto-foto Kediaman Lukas Enembe di Koya Tengah, Liang Kubur Telah Disiapkan
Disebutnya, dengan kendaraan saja jarak itu ditempuh sekira 2 jam.
"Karena rombongan ini dalam jumlah yang cukup besar mereka mengiringi mobil jenazah yang membawa peti jenazah dan mereka sebagian besar dengan berjalan kaki sehingga proses perjalanannya cukup memakan waktu. Dan saat ini mungkin masih sekitar 1 jam lagi untuk bisa tiba di tempat pemakaman," imbuh dia.
Sebelumnya kericuhan terjadi saat arak-arakan jenazah Lukas Enembe di Kabupaten Sentani.
Ia menyebut massa yang terlibat melakukan aksi anarkis.
Dilaporkan sejumlah kendaraan dan bangunan rusak. Tak sampai itu, sejumlah aparat keamanan bahkan PJ Gubernur Ridwan Rumasukun terluka akibat kena lemparan batu.
"Ada beberapa aparat kemanan menjadi korban akibat lemparan batu. Pj Gubernur Papua mendapatkan lemparan batu di kepala. Korban material kendaraan menjadi sasaran massa yang terprovokasi. Jumlahnya gak banyak tapi cukup anarkis untuk menyerang aparat keamanan," ungkap dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.