Pihak Keluarga: Kepergian Lukas Enembe Jadi Pukulan Berat, Kami Diperlakukan Tidak Adil
Meninggalnya Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe menyisahkan dukacita amat dalam untuk keluarga dan seluruh masyarakat Papua.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meninggalnya Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe menyisahkan dukacita amat dalam untuk keluarga dan seluruh masyarakat Papua.
Lukas yang meninggal dalam proses hukum tersebut menjadi pukulan berat untuk keluarga yang sampai saat ini masih sangat sulit diterima.
Keluarga menyayangkan dalam proses hukum yang dijalankan Lukas, pihaknya sama sekali tidak mendapatkan perlakuan yang adil tanpa pertimbangan Hak Asasi Manusia (HAM).
Aspek-aspek kemanusiaan sama sekali tidak menjadi pertimbangan sehingga patut diduga meninggalnya Lukas Enembe adalah bagian dari skenario untuk menghabisi Lukas.
"Sampai saat ini kami bersama masyarakat Papua merasakan dukacita amat dalam. Kepergian Bapa terus terang menjadi pukulan berat untuk kami. Kami merasakan luka bukan karena apa-apa, tetapi karena kami merasa bahwa kami diperlakukan tidak adil sejak Bapak melalui proses hukum ini," ungkap Elius Enembe, Adik Lukas Enembe kepada wartawan, Selasa (2/1/2023).
Baca juga: Momen Pemakaman Lukas Enembe, Dihadiri Ribuan Orang, Diiringi Isak Tangis
Dikatakan Elius, pihaknya mendapat begitu banyak pertanyaan dari masyarakat perihal meninggalnya Lukas.
Dalam kesempatan tersebut keluarga hanya bisa mengatakan bahwa apa yang menimpa
Lukas adalah akibat dari perlakuan penegak hukum yang tidak adil terhadap Lukas.
"Itulah yang kami rasakan. Bahwa kami tidak mendapatkan keadilan, Pak Lukas dia diperlakukan diskriminatif yang akhirnya kita semua tahu akhir dan ujungnya, Pak Lukas meninggal di tangan penegak hukum. Ini pukulan berat dan sulit untuk diterima," ungkap Elius.
Bagi dia apa yang menimpa Lukas adalah tanda dan bukti yang sangat jelas dari perlakuan tidak adil.
Berkali-kali, lanjut dia, keluarga meminta agar Lukas diberi izin untuk berobat ke luar negeri namun tidak diberikan.
Justru Lukas mendapat serangan opini yang luar biasa dengan berbagi tudingan miring.
"Sungguh sangat disesalkan bahwa kami jadi tahu bahwa sesungguhnya keadilan itu memang sangat jauh kami dapatkan. Kalau saja penegak hukum berlaku adil, tentu Bapak dia akan selamat," tukasnya.
Bukan hanya itu, Lukas juga melewati proses hukum ini dalam keadaan sakit berat bahkan dipaksa ditahan bersama tahanan lain yang sehat dan normal.
Berkali-kali keluarga meminta agar Lukas jadi tahanan kota supaya fokus berobat tetapi tidak diindahkan.
Hal lain lanjut dia Lukas dihadirkan di hadapan persidangan dalam keadaan sakit berat; seakan tidak ada pertimbangan kemanusiaan.
"Jadi bagaimana masyarakat Papua saat ini percaya bahwa tidak ada skenario untuk membuat Bapak meninggal? Faktanya sejak awal Bapak diperlakukan sangat tidak manusiawi. Ini yang saat ini masyarakat Papua alami sebagai bentuk protes," pungkasnya.
Seperti diketahui, Lukas Enembe meninggal di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Dia meninggal pada Selasa, 26 Desember 2023, tepat pada pukul 10.45 WIB.
Setelah meninggal, jenazah Lukas dikirim ke Jayapura dan tiba pada 28 Desember 2023.
Setelah tiba, di Bandara Sentani, jenazah langsung disambut oleh ribuan masyarakat Papua dan antar ke Stakin, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Jenazah dimakamkan di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (29/12/2024) lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.