Cermati Pidato Politik AHY, Pengamat: Penting untuk Tahu Kenapa Demokrat Layak Dipilih
Pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dianggap sebagai terobosan menyegarkan di tengah hiruk pikuk kampanye Pemilu
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dianggap sebagai terobosan menyegarkan di tengah hiruk pikuk kampanye Pemilu 2024.
"Ditengah kampanye yang riuh dengan gimmick dan hiburan, political show dengan format pidato ini terasa sebagai udara segar," kata Pakar Perilaku politik Dr. Sufyanto, Kamis (25/1/2024).
"Kita jadi tahu apa yang Demokrat tawarkan pada masyarakat, dengan cara penyajian yang enak ditonton dan perlu," ujarnya menambahkan.
AHY sudah dua kali menyampaikan pidato politik yang disiarkan serentak di empat stasiun televisi nasional.
Pertama tentang kesejahteraan untuk semua, yang ditayangkan tanggal 12 Januari.
Kedua, tentang pertahanan, keamanan dan kerjasama internasional yang bertajuk Indonesia Kuat, Maju dan Makin Berperan di Dunia, pada 18 Januari lalu.
"Pidato pertama menguraikan bagaimana Demokrat kelihatannya memang memprioritaskan soal kesejahteraan rakyat, sebagai ujung tombak program-program kerja yang akan dilakukannya jika nanti menjadi bagian dari pemerintahan yang berkuasa," kata Sufyanto, doktor lulusan Universita Airlangga ini.
"Ini merefleksikan pencapaian-pencapaian pada era Presiden SBY, yang sebagian masih diteruskan oleh pemerintah Presiden Jokowi meski dengan nama yang berbeda. Sangat masuk akal bagi AHY untuk meneruskan program-program yang sudah baik dan diterima masyarakat itu," jelas pengamat yang akrab dipanggil Sufi ini.
Pada pidato kedua, menurut dia, kelihatannya ini memang area of expertise AHY.
"Uraiannya runtut, sistematis, dan yang menarik, dibahasakan secara populer, sehingga audiens muda yang hadir, terlihat tekun menyimak dan antusias, padahal ini topik yang terbilang berat," katanya.
Seperti di pidato pertama, AHY kembali menekankan pencapaian-pencapaian di bidang pertahanan, keamanan dan kerjasama internasional pada era Presiden SBY.
Baca juga: SBY dan Ibas Singgung Demokrat 10 Tahun di Luar Pemerintahan, Harap 2024 Kembali Masuk
"Termasuk upgrading besar-besaran alat-alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta meningkatkan kesejahteraan anggota TNI maupun Polri, dengan menaikkan gaji mereka sembilan kali, dengan total kenaikan 112 persen," ungkap Sufi.
Tapi dalam pidato kali ini, lanjut Sufi, kita bisa lihat pembuktian kenapa dulu AHY sering disebut sebagai perwira dengan jalur karir fast-track, seperti yang diungkapkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo waktu itu.
"Kelihatan sekali pemahaman dan passion AHY dalam bidang pertahanan, keamanan dan kerjasama internasional. Tanpa berkedip dan dengan fasih, AHY menguraikan kenapa kita butuh pertahanan dan keamanan yang kuat, dan, yang lebih penting, bagaimana melakukannya. Topik yang berat jadi mudah dipahami, dan meminjam istilah anak sekarang, relate dengan anak-anak muda yang hadir," papar Sufi menganalisis.
"Dari sisi kajian perilaku politik, antusiasme anak-anak muda yang hadir menarik untuk dicermati. Ini membantah anggapan bahwa anak-anak muda hanya suka topik-topik yang receh. Terbukti, mereka tertarik dengan topik-topik yang berat dan cukup abstrak seperti pertahanan, keamanan dan kerjasama internasional, ketika dibawakan dengan cara yang menarik, mudah dipahami dan passionate, seperti yang dilakukan AHY," jelas Sufi.
Meski demikian, Sufi memberi catatan tentang bahasa AHY yang masih cenderung formal dan mengikuti pakem baku.
"Kalau mas AHY bisa membuat bahasanya menjadi lebih cair, dengan idiom dan analogi yang lebih populer, serta bertutur, niscaya akan lebih bagus lagi," kata Sufi memberikan umpan balik.
"Tapi apa yang sudah dilakukan mas AHY ini sudah sangat baik, dan tidak terlihat dilakukan politisi lain, termasuk yang lebih muda dari mas AHY. Ini tradisi politik yang bagus," kata Sufi menandaskan, "Andaikan politisi lain mau melakukan political show seperti ini, kampanye kita pasti lebih berkualitas."
Sufi juga mencermati formasi duduk audiens yang rapat, dan nyaris tidak ada jarak dengan AHY, sehingga mencerminkan suasana yang hangat, dan akrab.
Apalagi ditambahkan dengan bermunculannya sejumlah poster dengan potongan yang menarik dan teks yang segar.
"Ini mirip seperti suasana konser musik, tapi isinya orasi politik," komentar Sufi.
"Bukan sekali dua kali Partai Demokrat melakukan kegiatan atau pernyataan politik yang dikemas dengan segar dan populer. Tidak heran jika segmen anak muda merupakan salah satu basis kuat Partai Demokrat. Tingkat elektabilitas Partai Demokrat di kalangan pemilih muda bahkan jauh lebih besar dari partai lain yang mengklaim sebagai partai anak muda," tandas Sufi yang juga mengelola lembaga survei nasional.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.