Peringatan Dini 2 Februari 2024, BMKG: Aceh Dilanda Hujan Lebat, Kilat dan Angin Kencang
Berikut peringatan dini BMKG, 2 Februari 2024, terpantau di wilayah Aceh akan dilanda cuaca ekstrem hujan, lebat, kilat dan angin kencang.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) besok Jumat, 2 Februari 2024.
Mengutip dari bmkg.go.id, terdapat potensi cuaca ekstrem di 32 wilayah di Indonesia.
Cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang terjadi di wilayah Aceh dan 29 wilayah lainnya.
Sementara itu DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur mengalami hujan, kilat, disertai angin kencang.
Wilayah Maluku juga terpantau mengalami angin kencang esok hari.
Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- DKI Jakarta
- Nusa Tenggara Timur
Wilayah yang berpotensi angin kencang:
- Maluku
Baca juga: Cuaca Jabodetabek Besok Jumat, 2 Februari 2024, BMKG: Wilayah Depok, Bogor hingga Bekasi Hujan Petir
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
Baca juga: Peringatan Dini 31 Januari 2024, BMKG: DKI Jakarta Berpotensi Hujan Kilat dan Angin Kencang
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: Hujan Lebat hingga Angin Terjadi di Banten pada Rabu, 31 Januari 2024
Pemicu Cuaca Ekstrem
Pusat Tekanan Rendah terpantau berada di Teluk Carpentaria. Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) dari Laut Arafura hingga Australia bagian utara.
Sirkulasi Siklonik terpantau di Pesisir barat Aceh yang membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) di Selat Malaka bagian utara dan Riau.
Sirkulasi Tertutup (Eddy) terpantau berada di Kalimantan bagian barat dan membentuk daerah kovergensi dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tengah.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Kep. Mentawai hingga Laut Jawa bagian barat, dari Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Jawa Timur, dari Samudra Hina selatan Jawa Tengah hingga selatan Jawa Timur, dari Brunei Darussalam hingga Seat Makassar, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Tenggara, dari Laut Sulawesi hingga Laut Maluku, dari Laut Filipina hingga Laut Sulawesi, dari laut Banda hingga Papua, dan di Samudra Pasifik utara Papua.
Daerah konfluensi terpantau berada di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa - Bali.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah/sirkulasi siklonik/sirkulasi tertutup dan di sepanjang low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut. Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBU melintasi Samudra Pasifik timur Filipina, Filipina, dan Laut Sulu, yang mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di Laut Sulawesi dan Sulawesi bagian utara.
Peningkatan kecepatan angin permukaan mencapai >25 knot terpantau di Filipina, dari Laut Banda hingga Papua bagian selatan, dan Samudra Pasifik utara Papua Nugini, yang dapat meningkatkan potensi gelombang tinggi di sekitar wilayah perairan tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)