VIDEO Ganjar Belum Lihat Kekalahan di Pilpres 2024: Ada yang Menarik, di Luar Negeri Saya Menang
calon presiden Ganjar Pranowo mengatakan belum melihat kekalahannya dalam Pilpres 2024.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengatakan belum melihat kekalahannya dalam Pilpres 2024.
Dalam berbagai hasil hitung cepat atau quick count lembaga survei, Ganjar yang berpasangan dengan calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD berada di posisi paling akhir.
"Saya belum melihat kekalahan, belum ada rekapnya."
"Karena ada cerita yang menarik."
"Hari ini sebagian besar di luar negeri saya menang," kata Ganjar seusai makan siang di rumah Butet Kartaredjasa, Sabtu (17/2/2024).
Mantan gubernur Jawa Tengah itu beralasan perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih berjalan dan belum ada keputusan.
"Semua masih berjalan, kira-kira masih 35 hari kita tunggu saja. Pasti masing-masing paslon akan mengumpulkan rekap formulir c salah satunya," kata Ganjar.
Ia juga menyampaikan adanya cerita-cerita lucu yang diterima dari beberapa masyarakat kaitannya dengan dugaan kecurangan Pilpres 2024.
Namun pihaknya tetap mengimbau kepada para pendukungnya agar tetap tenang, tidak terpancing emosi, serta meminta para pendukung mengumpulkan bukti dugaan kecurangan tersebut.
"Dari publik, masyarakat sipil setiap titik ada cerita lucu. Apakah ada TPS lebih dari 300? Itu kurang lucu?" terang dia.
Suami Siti Atikoh itu mengatakan agar semua pihak tidak perlu marah dan mengikuti proses tahapan Pemilu.
Ganjar menegaskan saat ini penghitungan belum rampung dilakukan oleh KPU, sehingga dibutuhkan waktu memastikan apakah dirinya menang atau kalah dalam Pemilu 2024.
"Oh ini bukan cerita ikhlas atau tidak, satu penghitungan belum selesai."
"Belum adakan, aturan kita kan menunggu pengumuman KPU kira-kira 35 hari setelah penghitungan, berarti itung-itungannya kira-kira 35 hari, kita tunggu saja."
"Saya kira semua masih akan berjalan," kata dia.
Bentuk Tim Hukum untuk Perkarakan Hasil Pilpres 2024
Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, membentuk Tim Hukum Pembela Demokrasi dan Keadilan Ganjar-Mahfud.
Mahfud mengatakan tim tersebut dibentuk untuk perkara hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Pembentukan tim hukum untuk yang memperkarakan Pemilu," kata Mahfud seusai rapat tertutup di Gedung High End, Jakarta, Senin (19/2/2024).
Namun Mahfud tidak menjelaskan secara detail mengenai apa saja tugas tim hukum tersebut.
Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud yakni Hasto Kristiyanto mengatakan tim ini dibentuk karena adanya dugaan desain kecurangan Pilpres 2024.
"Karena kita melihat bahwa desain kecurangan yang dikatakan oleh para tokoh-tokoh demokrasi sebagai Pemilu yang paling buruk dalam sejarah demokrasi di Indonesia maka diperlukan tokoh-tokoh yang memperjuangkan untuk menyelamatkan demokrasi itu sendiri," ujar Hasto di tempat yang sama.
Hasto menjelaskan pembentukan tim ini sebagai tindak lanjut rapat dengan ketua umum partai politik (parpol) pendukung Ganjar-Mahfud pada Kamis (15/2/2024) lalu.
"Dimana telah dibentuk tim khusus yang langsung di bawah direction Pak Ganjar dan Prof Mahfud," ucapnya.
Dia menuturkan tim tersebut akan dipimpin ahli hukum, Todung Mulya Lubis, dan pengacara Henry Yosodiningrat.
"Tim khusus ini leading sector-nya itu adalah tim hukum yang di bawah koordinasi Pak Todung Mulya Lubis dan Pak Henry Yosodiningrat," ungkap Hasto.
Hasto menjelaskan tim hukum Ganjar-Mahfud ini akan diisi oleh para pakar lintas ilmu pengetahuan.
"Fokus utama dari tim Pak Ganjar-Prof Mahfud itu adalah mengawal proses rekapitulasi secara berjenjang dari bawah, yang saat ini terus menerus dilakukan, termasuk juga Pemilu legislatif," tegasnya.
Dia menambahkan tim hukum ini akan menggali bukti-bukti terkait indikasi kecurangan Pilpres 2024 secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) akibat campur tangan kekuasaan.
"Dan kami mendapat banyak laporan dari daerah-daerah yang nanti juga akan siap menjadi saksi dalam proses di Mahkamah Konstitusi," imbuh Hasto.(TRIBUN YOGYA/Tribunnews.com/Fersianus Waku)