PBNU Minta Israel Buka Akses ke Masjid Al Aqsa Selama Ramadan
PBNU meminta Israel membuka akses bagi warga Palestina untuk beribadah di Masjid Al Aqsa selama bulan suci Ramadan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta Israel membuka akses bagi warga Palestina untuk beribadah di Masjid Al Aqsa selama bulan suci Ramadan.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan selama ini Israel masih menutup akses peribadatan di Masjid Al Aqsa.
"Kami juga meminta, meminta dengan sungguh-sungguh pada penguasa Israel untuk membuka akses kepada Masjidil Aqsa untuk beribadah selama Ramadan ini. Karena sudah beberapa waktu ini Masjidil Aqsa ditutup aksesnya dari umat Islam yang ingin beribadah di sana. Nah kami minta sungguh-suguh supaya ini dibuka," ujar Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jln Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
Dirinya meminta agar para pemimpin dunia untuk menghentikan serangan Israel ke Palestina.
Menurut Gus Yahya, serangan tanpa henti Israel kepada warga sipil di Palestiba berbahaya bagi stabilitas dunia.
Baca juga: Biden Peringatkan Israel Tak Pakai Bantuan sebagai Alat Tawar-Menawar Gencatan Senjata
"Keadaan ini bisa memicu terjadi dinamika yang sangat berbahaya untuk stabilitas dan keamanan global, karena segala prinsip-prinsip hukum internasional sudah dilanggar dan dengan ngotot dilindungi dibiarkan untuk terus berlangsung," kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengatakan kondisi ini telah membuat masyarakat internasional putus asa.
Aturan internasional, kata Gus Yahya, telah dilanggar Israel.
Baca juga: Netanyahu: Jika IDF Tak Serbu Rafah, Berarti Israel Kalah Perang Lawan Hamas
"Maka kami juga menuntut kepada aktor-aktor global untuk segera menghentikan atrocities, menghentikan malapetaka yang sekarang sedang berlangsung di Gaza dan Palestina. Kembali kepada hukum dan konsensus-konsensus internasional yang sudah ada. Karena konsensus itu sudah ada, tapi pihak-pihak justru mengotot untuk mengabaikannya," kata Gus Yahya.
Seperti diketahui, menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober 2023—7 Maret 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel sudah mencapai 30.800 jiwa, dan korban luka 72.298 orang.
Dalam sehari terakhir terdapat 83 warga Palestina yang tewas, dan 142 warga Palestina terluka.