Bisa Akses Materi Tanpa Internet, Guru Daerah Terpencil Antusias Pakai Awan Penggerak Kemendikbud
Ia menyebut, sejauh ini banyak sekali guru yang merasa terbantu dengan kemudahan dan kepraktisan sistem Awan Penggerak.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah guru dan tenaga pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) memanfaatkan Awan Penggerak, akses materi Platform Merdeka Mengajar (PMM), dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Awan Penggerak merupakan sistem berbasis server lokal dan poin akses, sehingga tak membutuhkan jaringan internet, di mana selama ini jadi kendala utama daerah terpencil.
Kepala Balai Guru Penggerak Papua Barat, Tuning Supriyadi berharap berbagai kemudahan yang diberikan Awan Penggerak, bisa membuat guru - guru di daerah terpencil lebih mudah mengakses informasi atau materi pengajaran.
Para guru, lanjutnya, juga lebih merasakan dukungan luas dari berbagai pihak yang selama ini dianggap kurang peduli terhadap akses informasi di daerah terpencil.
Ia menyebut, sejauh ini banyak sekali guru yang merasa terbantu dengan kemudahan dan kepraktisan sistem Awan Penggerak.
"Harapan kami sederhana saja, siapapun guru, di manapun lokasinya kami berharap mereka bisa mengakses sumber informasi, bisa mendapatkan informasi dan juga dapat meningkatkan potensinya. Itulah yang krusial,” kata Tuning dalam keterangannya, Jumat (22/3/2024).
Sumbo S. Sundoy, Guru SMPN Abud Kabupaten Tambrauw Papua Barat Daya, mengatakan Awan Penggerak membantu mereka yang berada di daerah terpencil untuk mengakses materi PMM secara offline.
"Tentu ini menjadi solusi bagi kami yang mengalami kendala akses PMM secara online,” kata Sumbo.
Menurut Sumbo, selain membereskan persoalan internet, keberadaan Awan Penggerak turut memicu berbagai aktivitas guru lainnya.
Berbasis inspirasi dari materi sistem Awan Penggerak, para guru di daerah terpencil membentuk komunitas yang banyak berdiskusi tentang materi yang bermuatan kearifan dan demokrasi lokal.
"Ini menjadi project bersama komunitas guru di daerah kami untuk mengajarkan konsep Profil Pelajar Pancasila dengan memasukan konten kearifan lokal,” kata dia.
Hal senada disampaikan Yohannes Fandi Putra William Wowor, Guru SMPN 2 Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara.
Menurutnya, keberadaan Awan Penggerak membuat para guru di daerah terpencil mampu mengakses materi Kurikulum Merdeka dan tidak tertinggal dari guru di perkotaan dengan akses internet yang baik.
"Di dalam sekolah, kami dapat berkolaborasi untuk menggunakan Awan Penggerak dalam memajukan pendidikan di sekolah,” katanya.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Kemendikbudristek merilis secara resmi sistem Awan Penggerak.
Sistem ini punya empat fitur unggulan yaitu Pelatihan Mandiri tentang Kurikulum Merdeka; Asesmen Murid; Perangkat Ajar tentang rekomendasi materi pelajaran; serta Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, dan Alur Tujuan Pembelajaran.
Materi-materi PMM di sistem Awan Penggerak sama dengan sistem berbasis online. Sistem Awan Penggerak kini mulai diujicobakan berbagai sekolah di enam provinsi yakni Papua Barat, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Aceh.