Ketua Presidium PP PMKRI: Paskah Momentum Pertajam Nalar dan Hindari Keserakahan
Pentingnya menjadikan semangat Paskah sebagai momentum untuk menerjemahkan ajakan Ignatius Kardinal Suharyo.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Tri Natalia Urada, menekankan pentingnya menjadikan semangat Paskah sebagai momentum untuk menerjemahkan ajakan Ignatius Kardinal Suharyo.
"Demikian juga dengan pernyataan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Bapak Uskup Anton yang mengajak umat Katolik agar menjadi warga Katolik yang sesuai dengan teladan Yesus Kristus, tidak serakah dan mempertajam nalar. Ini bagus sekali untuk diikuti,” kata Urada, Minggu (31/3/2024), dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta.
Kata Urada, ajakan Kardinal Suharyo menegaskan bahwa semangat Paskah haruslah menjadi inspirasi bagi umat Katolik untuk merenungkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai kekristenan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita sebagai umat Katolik harus percaya bahwa Paskah bukan hanya tentang perayaan kebangkitan Kristus, tetapi juga panggilan untuk berbuat baik seperti yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Kita harus menggali makna Paskah dalam konteks kehidupan berbangsa, terutama setelah proses Pemilu," ujarnya.
Urada menggarisbawahi khotbah Kardinal Suharyo di Katedral Jakarta mengenai pentingnya mempertanyakan dan menggali makna dari perbuatan baik yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
"Jika Kardinal mengatakan bahwa Paskah adalah momen untuk membebaskan diri dari perbudakan, keserakahan, dan tumbuh menjadi anak-anak Allah yang merdeka, maka menjadi tepat kalau sebagai umat Katolik, dalam konteks PMKRI juga, sebagai calon-calon intelektual, mahasiswa, kita serius untuk berkomitmen meninggalkan perbuatan-perbuatan tidak manusiawi seperti perdagangan manusia, korupsi, dan kejahatan lingkungan."
Tri menggarisbawahi pentingnya peran umat Katolik dalam memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan ajaran Kristus.
“Menjadi umat Katolik tentu tidak hanya tentang merayakan kepercayaan secara pasif, tetapi juga tentang mengambil inspirasi dari penderitaan dan pengorbanan Kristus untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik,” tandasnya.
Tri menyoroti betapa pentingnya memahami makna penderitaan Kristus dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks ini, perjuangan dan pengorbanan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi merupakan bagian penting dalam pencapaian apa pun yang berarti dalam hidup.
“Pesan ini sejalan dengan khotbah Mgr. Antonius Subianto Bunyamin OSC di Katedral Santo Petrus Bandung. Ini bisa menjadi cermin bagi kita, bahwa Paskah seharusnya menjadi momentum untuk menyadari bahwa mahkota kemenangan hanya bisa diperoleh melalui perjuangan yang berliku dan penuh dengan kesakitan, jangan instan, apalagi dengan cara-cara korup dan menindas,” imbuh Urada.
Urada mengajak seluruh umat Katolik untuk mengambil semangat Paskah sebagai panggilan untuk bertindak dan mengubah dunia sesuai dengan ajaran Kristus.
“Semoga semangat Paskah ini dapat menginspirasi kita semua untuk hidup dalam kasih, keadilan, dan kebenaran,” tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.