Alexander Marwata Ungkap Alasan KPK Sepi OTT
Alex bercerita soal penyadapan. Meskipun kini OTT terhitung sedikit dibanding tahun sebelumnya, Alex memastikan tidak sedikit pihaknya melakukan
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengungkap alasan mengapa pihaknya kini jarang melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT).
Dikatakan Alex, kini pelaku korupsi sudah banyak belajar untuk menghindari OTT KPK.
Salah satu caranya dengan meminimalisasi komunikasi lewat ponsel.
Hal ini disampaikan Alex termasuk menjawab pertanyaan warga masyarakat soal semakin banyaknya seminar-seminar yang dilakukan KPK tetapi kegiatan OTT minim.
"Kalau OTT sebetulnya saya sampaikan orang makin lama makin belajar bagaimana KPK melakukan OTT," ucap Alex dalam agenda 'Diskusi Publik Pemberantasan Korupsi: Refleksi dan Harapan' di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2024).
Alex bercerita soal penyadapan. Meskipun kini OTT terhitung sedikit dibanding tahun sebelumnya, Alex memastikan tidak sedikit pihaknya melakukan penyadapan kepada ratusan nomor telepon.
Hanya saja, seiring waktu berjalan, menurut Alex, para pelaku korupsi mulai pintar menggunakan handphone.
"Saya sampaikan tadi di forum ini kan, tidak kurang banyaknya dengan periode-periode sebelumnya nomor HP yang disadap sampai sekarang ini, ratusan, ratusan, mungkin bagian tapping kita, bagian penyadapan kita enggak tidur," kata Alex.
"Tapi apa yang terjadi? Makin sedikit komunikasi itu yang terjadi. Artinya apa? Orang belajar. Makanya ya mohon maaf saya sampaikan ketika fit and proper test, hanya orang-orang yang sial saja kena OTT itu. Jarang terjadi di Jakarta, mereka sudah tahu. Tapi, yang di daerah-daerah yang masih polos-polos tadi itu, berbicara uang lewat HP, ya sudah lah," sambungnya.
Baca juga: Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Pernah Tangani Kasus Syahrul Yasin Limpo
Di sisi lain, Alex mengakui KPK juga kurang progresif dalam melakukan penindakan lewat OTT.
"Mungkin juga salah satu kelemahan di kami, di KPK, kita kurang progresif. Kita sudah mendorong, ya, kalau kalian yakin bahwa orang itu bawa koper dan kamu yakini itu isinya uang sekalipun tidak ada percakapan, tangkap orang itu. Toh, kita punya waktu 1x24 jam untuk mengklarifikasi," kata Alex.
"Tapi kan belum berani kalau tidak ada landasan transaksinya itu apa," imbuhnya.