Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tausiah di Masjid Istiqlal, Wapres Ma'ruf Amin Jelaskan Keistimewaan Sepuluh Malam Terakhir Ramadan

Lailatul Qadar memiliki keistimewaan pahala yang luar biasa atau setara dengan 1000 bulan kalau dimanfaatkan dengan baik.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tausiah di Masjid Istiqlal, Wapres Ma'ruf Amin Jelaskan Keistimewaan Sepuluh Malam Terakhir Ramadan
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menjelaskan mengenai keutamaan ibadah sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pada sepuluh malam terakhir Ramadan terdapat malam Lailatul Qadar atau malam yang lebih baik dari malam 1000 bulan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menjelaskan mengenai keutamaan ibadah sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.

Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pada sepuluh malam terakhir Ramadan terdapat malam Lailatul Qadar atau malam yang lebih baik dari malam 1000 bulan.

"Kenapa dinamakan Lailatul Qadar, banyak istilah. Ada yang mengartikan malam yang punya nilai tinggi karena waktu diturunkannya Al Qur’an, diturunkannya malaikat, dan turun berkah, rahmat," kata wapres dalam tausiahnya di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa (2/4/2024) malam.

Karena Lailatul Qadar dikatakan wapres memiliki keistimewaan pahala yang luar biasa atau setara dengan 1000 bulan kalau dimanfaatkan dengan baik.

Baca juga: Perkiraan Terjadinya Malam Lailatul Qadar di Ramadhan 2024, Berikut Cara Hitung serta Tanda-tandanya

Tidak hanya itu, kata wapres, malam-malam terakhir bulan Ramadan sangat istimewa karena banyak malaikat yang turun ke bumi untuk mendengarkan suara terindah yang tidak ada di langit.

Adapun suara tersebut adalah suara tangis orang berdosa yang sedang bertaubat menyesali dosa-dosanya.

Berita Rekomendasi

"Tangisan orang yang berdosa itu lebih disukai oleh Allah daripada teriakan orang bertasbih, itu hadis qudsinya begitu. Nah, pada malam-malam akhir Ramadan itu banyak orang berdosa yang menangis, kata malaikat, mari kita turun ke bumi, mari kita dengarkan sesuatu yang dicintai Allah daripada tasbih kita," ungkap wapres.

"Kalau di langit itu, tidak ada orang menangis, adanya orang yang bertasbih saja. Orang yang menangis itu di bumi karena di sana malaikat semua tidak ada yang maksiat," sambungnya.

Namun demikian, menurut wapres, suara tangisan tersebut tidak hanya sebatas tangisan orang berdosa yang bertaubat, tetapi juga tangisan orang saleh yang takut ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT.

"Jadi yang menangis itu bukan hanya orang yang meninggalkan salat (misalnya), yang dulunya berdosa, tapi orang yang justru makin banyak amalnya, tetapi makin takut kepada Allah," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas