Jusuf Hamka Si Penguasa Jalan Tol Bagi-bagi THR Tapi Banjir Hujatan, Kenapa?
Viral Jusuf Hamka banjir hujatan lantaran saat bagi-bagi THR, ini karena Si Penguasa Jalan Tol itu hanya memberikan THR RP 10 ribu ke warga.
Penulis: Theresia Felisiani
Sebelum menjadi pengusaha, Jusuf Hamka dahulu hanyalah seorang pedagang es mambo di depan Masjid Istiqlal.
Saat berjualan, ia sering kali menerima sedekah lebihan uang hasil pembelian es mambo dari pembelinya yang kebanyakan jemaah masjid.
"Saya jual es mambo, temen saya dulu omzetnya misalnya Rp 100 ribu, saya pulang bisa bawa Rp 130 ribu."
"Karena apa? orang tuh duit lebihannya 'udah ambil deh' mereka sedekah, kasih infak ke saya. Gitu," cerita Jusuf pada TribunJakarta.com, April 2021.
Pada tahun 1974, Jusuf Hamka juga pernah bekerja untuk sebuah usaha kayu di Samarinda.
Ia juga tinggal dan tidur di atas rakit. Saat tak punya uang, ia memancing ikan di dekat jamban.
"Kalau nggak punya duit, saya modal sabun saya potong, lalu saya kasih pancingan. Saya lempar pancingannya ke deket jamban. Langsung dimakan, itu namanya ikan jamban."
"Tapi ya kami lapar, kita makan. Itulah hidup. Tidur bantalnya tas travelling saya, lalu pakai kelambu. Jadi seperti ini pasti ada kerja keras," tuturnya.
Baca juga: Polisi Datangi Bengkel di Puncak Karena Getok Harga saat Lebaran, Jasa Ganti Ban Serep Rp 200 Ribu
Dalam akun Instagram-nya, @jusufhamka juga bercerita pada 1986-1989 sempat menyambi sebagai seorang sopir traktor pembuat jalan di Desa Bukuan, Kecamatan Palaran, pinggir Sungai Mahakam.
Pemilik nama Alun Joseph itu mendapatkan gaji Rp 750 ribu per bulan.
"Namun atas dasar kehendak dan dengan gerak Allah SWT, Kunfayakun, si pembuat jalan tersebut saat ini telah dipercaya pemerintah sebagai pengelola Jalan Tol di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, alhamdulillah, rezeki anak soleh," tulisnya dalam postingan Minggu (4/4/2021).
3. Jualan Nasi Kuning untuk Dhuafa dan Fakir Miskin
Jusuf Hamka juga dikenal sebagai pelopor program Warung Nasi Kuning untuk Kaum Dhuafa dan Fakir Miskin.
Program sosial itu diinisiasinya sekira Februari 2018. Saat itu, hanya dengan membayar Rp 3000, masyarakat sudah bisa menikmati satu paket nasi kuning beserta lauk pauk disertai buah dan air minum.