Momen Danjen Kopassus Sopiri Luhut Hingga Sintong Panjaitan Naik Kendaraan Taktis Saat HUT Kopassus
Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi menyopiri Jenderal TNI Purn (Hor) Luhut Binsar Pandjaitan usai upacara HUT Ke-72 Kopassus.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Djon Afriandi menyopiri sejumlah sesepuh dan tokoh Kopassus usai upacara HUT Ke-72 Kopassus di Lapangan Mako Kopassus Cijantung Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Tampak sejumlah tokoh Kopassus yang disopiri Djon Afriandi di atas kendaraan taktis di antaranya Jenderal TNI Purn (Hor) Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca juga: Ikut Aksi di KPU, Eks Danjen Kopassus Sebut Sudah Ketahui Kecurangan Pemilu Jauh Sebelum Digelar
"Dirgahayu Kopassus!" kata Luhut.
Luhut sendiri telah malang melintang dalam penugasan di satuan elit Angkatan Darat tersebut.
Di awal karier militernya, Luhut di antaranya tercatat pernah menjabat Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando Kopassandha pada tahun 1971, dan Komandan Kompi A Group 1 Para Komando Kopassandha pada tahun 1973.
Selain itu, Luhut juga merupakan pendiri dan Komandan Pertama Satuan 81 Anti Teroris Kopassus pada tahun 1981.
Lujut juga merupakan Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik yang menjadi proyek Creme De La Creme TNI pada Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus pada tahun 1985.
Ia juga tercatat merupakan pendiri dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) pada tahun 1986.
Selain itu, Luhut juga pernah menjabat sebagai Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) yang beroperasi di Timor-Timur pada tahun 1986 dan didapuk sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik di Timor-Timur.
Selain Luhut, tampak juga Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan yang duduk di belakangnya.
Sintong merupakan Danjen Kopassus ke-10.
Baca juga: Eks Danjen Koppasus Mayjen Purn Soenarko: Kami Tidak Ingin Dipimpin Kumpulan Penipu dan Perampok
Sintong tercatat menerima perintah operasi tempur pertamanya di dalam Operasi Kilat penumpasan gerombolan DI/TII pimpinan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan dan Tenggara pada periode Agustus 1964 - Februari 1965.
Sintong juga pernah menerima tugas operasi pemulihan keamanan dan ketertiban di Jawa Tengah dengan memimpin satu Peleton untuk memberantas pendukung G30S di antaranya di Semarang, Demak, Blora, Kudus, Cepu, Salatiga, Boyolali, dan Yogyakarta hingga lereng timur Gunung Merapi.
Saat berpangkat Letnan Kolonel, Sintong juga memimpin Grup 1 Para Komando yang dikeraukan pada operasi pembebasan kontra terorisme peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla tahun 1981.
Terlihat juga KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak juga turut dalam kendaraan taktis yang disopiri Djon.
"HUT membangkitkan semangat Komando terus menyala!" kata Marulis sebelum naik kendaraan taktis tersebut.
Mereka kemudian berkeliling untuk napak tilas Asrama Kesatrian Achmad Yani Cijantung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.