Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata BMKG Terkait Penyebab Suhu Panas yang Terjadi Beberapa Hari Terakhir

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan, fenomena ini bukanlah gelombang panas atau heat wave layaknya yang terjadi di Thailand.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Kata BMKG Terkait Penyebab Suhu Panas yang Terjadi Beberapa Hari Terakhir
Shutterstock
Cuaca panas terik melanda sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA - Akhir-akhir ini keadaan suhu di Indonesia sangat terik dirasakan. 

Dari laporan BMKG, di Tanah Air suhu udara maksimum diatas 36.5°C tercatat di beberapa wilayah, yaitu pada tanggal 21 April di Medan, Sumatera utara mencapai suhu maksimum 37.0°C, dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37.8°C serta pada tanggal 23 April di Palu, Sulawesi Tenggah mencapai 36.8°C.

Baca juga: Asia Tenggara Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, BMKG: Wilayah Indonesia Kategori Tidak Berbahaya

Lalu, apa penyebab suhu panas ini?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan, fenomena ini bukanlah gelombang panas atau heat wave layaknya yang terjadi di Thailand.

Fenomena suhu panas di Indonesia terjadi karena posisi semu matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa dan menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari. 

Sekali lagi ia menegaskan, heat wave (gelombang panas) tidak terjadi di Indonesia.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Melanda Asia: 30 Orang di Thailand Tewas, 32 Juta Siswa di Bangladesh Libur Sekolah

Berita Rekomendasi

Hal ini karena gelombang panas memiliki karakteristik fenomena yang berbeda, di mana hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menerangkan bahwa pada bulan April merupakan periode peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas