Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengawasan Lemah, Kasus Kekerasan di STIP Jakarta Pernah Terjadi di 2014 dan 2017, 2 Taruna Tewas!

Kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta pernah menewaskan 2 taruna di tahun 2004 dan 2017.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pengawasan Lemah, Kasus Kekerasan di STIP Jakarta Pernah Terjadi di 2014 dan 2017, 2 Taruna Tewas!
Warta Kota/Panji Baskhara Ramadhan
Suasana pemakaman Amirulloh Adityas Putra, taruna STIP Jakarta yang tewas dianiaya seniornya sendiri di Januari 2017. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, bukan hanya terjadi pertama kali. Kekerasan hingga menewaskan mahasiswa STIP Jakarta pernah terjadi di tahun 2014 dan 2017 silam.

Berdasarkan catatan Tribunnews, pada 2014 taruna STIP Jakarta bernama Dimas Dikita Handoko meninggal dunia akibat dianiaya oleh seniornya. Peristiwa ini terjadi pada 26 April 2014 silam.

Dimas Dianiaya oleh 7 seniornya. Hasil otopsi yang dilakukan oleh kepolisian yaitu ditemukan luka di bagian perut hingga ulu hati dalam tubuh Dimas. Sementara motif yang melatarbelakangi peristiwa itu lantaran Dimas dinilai tidak hormat kepada seniornya.

Mengutip Kompas.id, Dimas sempat dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta, Koja, Jakarta Utara sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia lantaran ada pendarahan di otak akibat dipukul benda tumpul.

Kemudian, pada tahun 2017 kekerasan kembali terjadi di STIP Jakarta. Taruna tingkat I bernama Amirullah Adityas Putra harus meregang nyawa setelah dianiaya oleh lima orang seniornya pada 10 Januari 2017 silam.

Kala itu, Amirullah tak sadarkan diri saat para senior tengah memukulnya. Berdasarkan hasil otopsi, Amirullah mengalami pendarahan di paru-paru, jantung dan lambung serta terdapat luka di bibirnya.

Berita Rekomendasi

Terbaru, Putu Satria Ananta Rustika (19) siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara tewas usai menerima lima kali pukulan di ulu hati. Putu dianiaya seniornya berinisial T (21) pada Jumat (3/5/2024).

Korban tewas dianiaya senior di dalam toilet lantai 2 gedung STIP Jakarta pada Jumat (4/5/2024) sekitar pukul 08.00 WIB. Korban sempat dilarikan ke klinik kampus, namun nyawanya tak tertolong.

Baca juga: Taruna STIP Tewas di Tangan Seniornya, DPR: Jelas Ada Kelalaian Sistematis!

"Korban dipukul dengan tangan mengepal oleh pelaku berinisial T (21) sebanyak 5 kali ke arah ulu hati," ujar Kasatreskrim Polres Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian, Jumat (3/5/2024).


Kemenhub Janji Evaluasi Pola Pengasuhan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan evaluasi terhadap pola pengasuhan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, buntut terjadinya tindak kekerasan yang diduga dilakukan senior hingga seorang taruna Putu Satria Ananta Rustika meninggal dunia.

Plt Kepala BPSDMP Subagiyo mengatakan, evaluasi ini dilakukan untuk pembenahan kedepan agar kejadian serupa tidak terulang kembali meskipun tindak kekerasan tidak ditolerir di lingkungan STIP Jakarta.

Subagiyo mengatakan, untuk memulai pembenahan ini telah dibentuk tim investigasi internal yang akan mengevaluasi kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta dan bagaimana kaitannya dengan pola pengasuhan.

Baca juga: Tegar dan 12 Taruna STIP Jalani Pra-Rekonstruksi Kasus Penganiayaan, Diduga Pelaku Lebih dari Satu

Nantinya, hasil evaluasi pada unsur-unsur kampus STIP nantinya akan pula diterapkan pada sekolah lain dinaungan BPSDMP sehingga tindak kekerasan ini tidak terulang.

“BPSDMP telah membentuk Tim Investigasi internal terkait kejadian ini. Tim akan melaksanakan evaluasi, yakni mengambil langkah secara internal terhadap unsur-unsur dan pola pengasuhan pada kampus yang harus dievaluasi sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga peristiwa tindak kekerasan ini tidak terjadi lagi,” ujar Plt. Kepala BPSDMP Subagiyo dalam keterangannya, Minggu (5/5/2024).

Tambah Kamera CCTV 

Menurut Subagiyo, untuk menjamin tidak ada lagi potensi tindak kekerasan di kemudian hari, BPSDMP akan menambah jumlah CCTV pada area blank spot di setiap kampus STIP.

Mereka juga akan meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kekerasan, peningkatan peran pengasuh taruna, serta melibatkan secara aktif stakeholder yang berkaitan erat dengan proses pembentukan karakter seperti Ikatan Alumni dan asosiasi profesi pelaut.

Sanksi tegas akan diberlakukan yakni dikeluarkan dengan tidak hormat dari pendidikan bagi taruna pelaku kekerasan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas