VIDEO Kata Polisi Soal Isu Pegi Korban Salah Tangkap: Insya Allah Tidak Salah Tangkap
"Terkait kepastian ini tidak salah tangkap, itu insyaallah tidak salah tangkap," ujar Anggi, Kamis (23/5/2024).
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi memastikan Pegi Setiawan bukan korban salah tangkap dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Sebelumnya, banyak masyarakat yang masih meragukan jika sosok yang ditangkap tersebut bukanlah sosok pembunuh yang sebenarnya.
Bahkan muncul akun di media sosial yang menyebut bahwa Pegi dijadikan kambing hitam.
Seperti diketahui Vina dan Eky tewas setelah dianiaya sekelompok pria pada tahun 2016.
"(Ditangkap) atas nama Pegi Setiawan diamankan tadi malam di Bandung," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Surawan saat dihubungi, Rabu (22/5/2024).
Pegi ditangkap di Bandung, Jawa Barat pada Selasa (21/5/2024) malam.
Lalu siapa sebenarnya sosok Pegi yang ditangkap polisi terkait kasus pembunuhan itu.
Ada beberapa versi mengenai sosok Pegi.
Ketua RT setempat menyebut Pegi berasal dari keluarga tidak mampu.
Karena itu pihak aparat desa sempat memberikan bantuan kepada keluarga Pegi.
Sementara Kepala Desa Kepompongan RT juga menyebut di desanya ternyata ada 5 nama Pegi, salah satunya Pegi yang ditangkap polisi itu.
Namun pihak kepolisian meyakini mereka tak salah tangkap mengenai pelaku pembununan Vina.
Berikut rangkuman pengakuan polisi hingga Ketua RT dan kades terkait sosok Pegi.
Polisi Yakin Tak Salah Tangkap
Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Anggi Eko Prasetyo mengatakan pihaknya yakin tidak ada kesalahan dalam penangkapan Pegi Setiawan.
"Terkait kepastian ini tidak salah tangkap, itu insyaallah tidak salah tangkap," ujar Anggi, Kamis (23/5/2024).
Anggi juga memastikan akan mengungkap fakta-fakta baru setelah penggeledahan tersebut.
Termasuk, informasi mengenai pemeriksaan serupa terhadap rumah nenek Pegi Setiawan pada tahun 2016 lalu.
"Selain itu, terkait informasi adanya tahun 2016 rumah ini sudah diperiksa, itu nanti disampaikan oleh tim humas," kata Anggi.
"Termasuk adanya informasi pada tahun 2016 lalu itu adanya penyitaan terhadap motor P ini," tambahnya.
Anggi menegaskan proses penggeledahan ini adalah bagian dari upaya penyidikan.
"Apakah penangkapan ini membuka tabir dugaan adanya salah tangkap itu, tentunya kami mohon doa masyarakat," tutur Anggi.
"Kepolisian bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku, jadi kami sedang bekerja dan mohon doanya," tambahnya.
Ibu Pegi: Walaupun Dipaksa Jangan Mengaku
Sementara itu Kartini (48), ibu Pegi, membesuk anaknya di Polda Jabar sehari setelah penangkapan.
Kartini tak kuasa menahan haru saat bertemu Pegi.
Kartini memberikan pesan penguatan kepada Pegi agar tetap teguh dalam pendirian.
"Ya, kemarin saya mengunjungi anak kandung saya Pegi Setiawan setelah mendapat kabar dari Ibu Yanti (majikan sekaligus kuasa hukum Pegi) bahwa anak saya ditangkap polisi," ujar Kartini saat diwawancarai di kantor kuasa hukum Pegi di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Kamis (23/5/2024) petang.
Kartini, istri dari Rudi (55), mengingatkan Pegi untuk selalu berkata jujur sesuai dengan apa yang dialaminya.
"Jika memang kamu tidak melakukan perbuatan itu, walaupun dipaksa untuk mengaku, jangan sampai mengatakan iya. Meskipun wajahmu sampai bonyok atau bahkan sampai mati," ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Pegi juga mengucapkan permintaan maaf yang mendalam kepada Kartini, mengungkapkan ketakutannya akan kemungkinan pertemuan terakhir mereka.
"Pegi minta maaf kalau pertemuan ini yang terakhir."
"Pegi minta maaf ke Mamah dan Bapak," jelas Pegi sebagaimana dituturkan oleh Kartini.
Pegi merasa dirinya hanya menjadi korban dari kepentingan pihak-pihak tertentu.
"Biarin Pegi jadi tumbal orang-orang penting, pejabat. Pegi kan tidak melakukan apa-apa. Seandainya jika Pegi mati pun, Pegi mati syahid," kata Pegi kepada Kartini.
Kartini juga menegaskan bahwa saat peristiwa tragis pembunuhan Eki dan Vina terjadi pada tahun 2016, Pegi tidak berada di Cirebon.
"Pada 27 Agustus 2016, Pegi sudah bekerja di Bandung menjadi kuli bangunan dan saat kejadian itu terjadi, Pegi tidak ada di Cirebon," ujarnya.
Menurut Kartini, Pegi mulai bekerja di Bandung tiga bulan sebelum kasus pembunuhan tersebut terjadi dan baru kembali ke Cirebon empat bulan kemudian, tepatnya pada bulan Desember 2016.
Ketua RT: Pegi tidak Terlalu Dikenal
Menurut Ketua RT 2/3, di Blok Simaja, Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Aries Lesmana, sosok Pegi alias Perong ternyata tidak terlalu dikenal oleh warga desanya.
Pegi juga disebut jarang bergaul dan lebih sering bermain di luar desa.
"Saya kurang tahu apakah dia sering pulang atau tidak. Terakhir lihat waktu Lebaran kemarin," ujar Aries saat diwawancarai media, Kamis (23/5/2024).
Aries mengatakan Pegi jarang berkumpul dengan teman-temannya dan hanya menyapa tanpa tahu bahwa dirinya adalah ketua RT.
Foto jadul diduga momen kebersamaan antara Vina, Eky dan Pegi (tribunnews.com)
"Orang tua Pegi juga belum pernah mengeluh soal kasus anaknya," ucapnya.
Foto Pegi yang beredar di media sosial dan berita memang menunjukkan rumahnya.
Tetapi Aries mengakui dirinya tidak terlalu mengenal Pegi secara pribadi.
"Bapaknya Pegi namanya Rudi dan ibunya Kartini," jelas dia.
Sementara, salah satu warga sekitar, Masniah (55), menyebut, Pegi sejak kecil sudah tinggal di rumah neneknya.
"Ya dari dulu (kecil) Pegi tinggal di sini, kesehariannya Pegi kuli bangunan," ujar Masniah.
Menurutnya, sudah lima hari Pegi meninggalkan rumahnya.
Saat itu, Pegi pergi meninggalkan Cirebon menuju Bandung untuk ikut ayahnya bekerja.
"Pegi sudah 5 hari ke Bandung, ikut ayahnya," ucapnya.
Ia mengungkapkan, sudah cukup lama Masniah tidak melihat Pegi beraktivitas di rumah.
Sebab, Pegi juga jarang bergaul dan hanya ibunya saja yang kerap mengikuti agenda pengajian.
"Terakhir ngeliat di sini kurang paham, karena saya jarang ketemu sama Pegi. Tapi ibunya saja suka ngomong ke saya," ucapnya.
Masniah juga telah mengetahui, bahwa Pegi telah ditangkap oleh kepolisian semalam.
Rumah nenek Pegi alias Perong di Blok Simaja, Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon didatangi polisi, Rabu (22/5/2024).
Kades: Kami Bingung Ada 5 Nama Pegi
Keluarga Pegi Setiawan alias Perong, yang baru-baru ini rumahnya digeledah oleh pihak kepolisian terkait kasus Pembunuhan Vina dan Eki, dikenal sebagai keluarga tak mampu dan sering mendapatkan bantuan sosial.
Kepala Desa Kepompongan, Wawan Setyawan menjelaskan, kondisi keluarga Pegi dan penangkapannya mengejutkan masyarakat setempat.
"Ya betul kemarin ada penggeledahan (oleh pihak kepolisian ke rumah nenek Pegi), tapi kami tidak tahu (kedatangannya). Tahu-tahu sudah terjadi keramaian, penggeledahan atas peristiwa tersebut (Vina dan Eki)," ujar Wawan saat ditemui di kantornya, Kamis (23/5/2024).
Ia mengungkapkan, bahwa keluarga Pegi, yang terdiri dari orang tua bernama Rudi dan Kartini, dikenal keluarga tak mampu dan sering menerima bantuan dari pemerintah desa.
"Kami melihat kondisi keluarga Pegi sekeluarga itu yang kami tahu orang kurang mampu. Makanya kami sempat memberikan bantuan program rutilahu sebanyak 2 kali, bantuan PKH dan bantuan lainnya, karena memang kondisinya semacam itu," ucapnya.
Meskipun Pegi tercatat sebagai warga Desa Kepompongan, Wawan menambahkan, Pegi sendiri jarang dikenal oleh masyarakat setempat karena lebih sering berada di Kota Cirebon.
"Pegi tidak dikenal oleh masyarakat, karena yang bersangkutan tidak pernah hidup di Desa Kepompongan, jadi di luar khususnya di Kota Cirebon, karena rumah Pegi juga berbatasan dengan wilayah kota," jelas dia.
Namun, yang membuat situasi menjadi lebih membingungkan adalah fakta bahwa di Desa Kepompongan terdapat lima nama Pegi.
"Uniknya yang membuat kami bingung, di Desa Kepongpongan sendiri ada 5 nama Pegi. Sedangkan, Pegi yang kemarin ditangkap itu, kehidupan sehari-harinya di wilayah kota, jarang bergaul di desa," katanya.
"Jadi, Pegi yang ditangkap mah kurang dikenal oleh masyarakat, tapi Pegi lainnya dikenal karena sering bergaul," katanya.
Wawan juga menambahkan, bahwa masyarakat desa tidak menyangka dengan kabar penangkapan Pegi.
"Sebenarnya Allahuallam ya, kalau ditanya nyangka enggak dengan kabar penangkapan Pegi," ujarnya.
Geledah Rumah Nenek Pegi
AKP Anggi Eko Prasetyo menjelaskan kedatangan polisi ke rumah nenek Pegi alias Perong untuk melakukan penggeledahan.
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari prosedur penyidikan.
Penggeledahan tersebut dimulai pada pukul 13.30 WIB dan berlangsung selama kurang lebih tiga jam hingga selesai pukul 16.30 WIB.
"Dapat kami sampaikan, pada hari ini Rabu (22/5/2024), tadi kami petugas gabungan dari Dirkrimum Polda Jabar dan Polres Cirebon Kota bersama-sama melaksanakan prosedur penyelidikan, yakni penggeledahan," ujar AKP Anggi.
Menurutnya, penggeledahan dilakukan di kediaman pelaku berinisial P dengan tujuan mencari bukti-bukti yang dapat membantu proses penyidikan yang sedang berjalan.
Namun, ia menegaskan bahwa informasi detail mengenai hasil penggeledahan belum bisa disampaikan ke publik.
"Karena sifatnya penyidikan, maka mohon maaf belum bisa kami sampaikan, tentunya perkembangan-perkembangan ketika sudah dianggap bisa disampaikan ke publik, kami akan sampaikan melalui humas," ucapnya.
Dalam penggeledahan tersebut, petugas menemukan tiga orang di dalam rumah, yang merupakan anggota keluarga dan beberapa saksi.
"Di dalam tadi (kami temui) ada tiga orang, tentunya mereka pihak keluarga dan ada beberapa saksi," jelas dia.
Penggeledahan ini diharapkan dapat mengungkap lebih lanjut mengenai kasus pembunuhan Vina dan Eki. Serta membawa keadilan bagi keluarga korban.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, Pegi alias Perong ditangkap di Jalan Kopo, Kota Bandung, Jawa Barat, sekitar pukul 18.23 WIB.
Saat itu Pegi hendak pulang usai bekerja sebagai kuli bangunan.
Menurut Jules, selama ini Pegi selalu berpindah tempat, sehingga polisi sempat kesulitan untuk melacak keberadaannya.
Pegi selama ini berpindah tempat dari Cirebon ke Bandung.
"Berpindah tempat, di antaranya Cirebon dan Bandung," kata Jules.
Jules mengungkapkan, selama menjadi buron Pegi menggunakan nama lain. Di tempat kerjanya, Pegi mengaku bernama Robi.
"Dia berganti nama. Panggilan di tempat kerja (kuli bangunan) mengaku bernama Robi," terang Jules. (Tribun Network/eki/sar/wly)