Aji Bramastra: Uji Kompetensi Wartawan Bukan Ajang untuk Naik Gaji atau Naik Jabatan
Uji Kompetensi Wartawan, kata Aji, membuktikan para peserta yang sebagian besar menjadi content writer bisa sama baiknya dengan wartawan di lapangan
Penulis: saradita oktaviani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sementara itu peserta UKW jenjang muda, Nopsi Marga Handayani tak bisa menahan rasa gugup saat mengikuti uji kompetensi. Ia bahkan ingin menangis hingga berkeinginan mundur UKW. Wartawan dari Pikiran Rakyat tersebut awalnya tidak memiliki niatan ikut UKW. Ia hanya berbekal materi Pra-UKW seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers hingga Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
"Sebelum ujian sih santai-santai aja, karena enggak tahu apa yang bakal diuji. Sampai di ruangan dan dikasih tahu teman-teman satu tim ada banyak tugas terutama soal jejaring, langsung deg-degan, pengin nangis, dan pengin mundur," kata Nopsi saat membagikan pengalamannya kepada Tribunnews, Selasa (28/5/2024).
Sepanjang ujian ia merasa tak tenang. Terlebih mendapatkan penguji senior yang sudah berpengalaman puluhan tahun di dunia jurnalistik. Namun Nopsi tak berkecil hati. Ia justru melihat hal positif dari sang penguji.
"Ada nilai plusnya juga, kita jadi bisa menerapkan aturan-aturan yang sesuai dan tidak melenceng (KEJ)," imbuhnya.
Perempuan berkerudung tersebut menceritakan dua momen paling menegangkan selama mengikuti uji kompetensi wartawan. Pertama materi jejaring. Ia diminta untuk penguji menghubungi narasumber. Kala itu Nopsi sangat gugup dan meminta untuk menenangkan diri sejenak sebelum menelpon narasumbernya. Kedua materi merencanakan liputan.
"Kedua saat pengujinya kaget materiku enggak sesuai kanal dan itu udah mau pulang. Sempat nawari mau ganti, tapi pengujinya enggak mau. Untungnya pertanyaannya udah saya sesuaikan dengan kanal," bebernya.
Bagi Nopsi, UKW yang digelar oleh PWI Solo sangat bermanfaat bagi dirinya. Ia tak pernah berpikir dengan lulus UKW maka gaji dan jabatannya akan naik. Ia menganggap uji kompetensi tersebut sebagai bekal dirinya dalam dunia jurnalistik.
"Saya sih gak kepikiran sampai situ ya, soalnya UKW ini kan hak wajib setiap wartawan. Jadi saya anggap ini UKW ini sebagai bekal saya saja," tutup wartawan Pikiran Rakyat tersebut.
Senada dengan Nopsi, Gilang Putranto, peserta termuda UKW tingkat madya mengaku senang dapat mengikuti uji kompetensi ini.
Ia merasa terbantu dengan dgelara UKW yang digelar rutin oleh PWI Pusat dan PWI Surakarta.
Wartawan Tribunnews.com tersebut sudah dua kali mengikuti UKW yang diselenggarakan PWI Surakarta.
"UKW muda saya difasilitasi PWI Solo. Sekarang ikut lagi jenjang madya, apalagi gratis. Ini ilmu yang berharga," tuturnya.
UKW PWI Solo Pecah Rekor Baru
Diketahui UKW PWI Surakarta digelar selama dua hari 24 hingga 25 Mei 2024 di Solo, Jawa Tengah. Sebanyak 30 peserta berpartisipasi dalam ujian kompetensi kali ini.