Cerita Jokowi Berhasil Ambil Alih Freeport Secara Senyap
Jokowi mengatakan Freeport kini sudah bukan milik Amerika Serikat lagi karena saham nya mayoritas milik Indonesia
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan tentang strategi pengambilalihan Freeport yang dilakukannya secara "senyap".
Hal itu diceritakan Jokowi saat menghadiri acara Inaugurasi Kepengurusan GP Ansor di Istora Senayan Jakarta, Senin (27/5/2024).
Baca juga: Anggota Komisi VII DPR Kritik Rencana Pemerintah Percepat Perpanjangan Kontrak Freeport
Awalnya Jokowi mengatakan bahwa sejumlah program perlu keberlanjutan, mulai dari transformasi ekonomi hijau hingga pengembalian aset seperti Freeport, Newmount, Rokan.
Jokowi kemudian mencontohkan pengambilalihan Freeport Indonesia dimana Indonesia bisa memiliki saham mayoritas yakni 51 persen dari sebelumnya hanya 9 persen.
"Saya cerita sedikit mengenai freeport. Karena dalam ambil alih freeport menuju sekarang 51 persen, dari semula 9 persen ini memerlukan waktu 3,5 tahun dan kita bekerja diam-diam. Gak ada yang tahu. Tahu-tahu kita ambil alih," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan Freeport kini sudah bukan milik Amerika Serikat lagi karena saham nya mayoritas milik Indonesia.
Pengambil alihan perusahaan tambang tersebut tidak menggunakan kekuatan negara melainkan mekanisme bisnis jual beli. Sumber uang tersebut berasal dari Amerika yang akan segera lunas.
Baca juga: Kabar Terbaru Kuasai Freeport, Perpanjang Kontrak Demi 61 Persen Saham, Bahlil: Buka Lapangan Kerja
"Tidak pakai kekuatan tapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika, kita bayar ke Freeport. Dalam 4 tahun pasti akan sudah lunas dan insyaallah tahun ini sudah lunas," katanya.
Jokowi bercerita saat akan mengambil alih Freeport, banyak yang menakut-nakutinya.
Diantaranya yakni adanya potensi gejolak di Papua bahkan Indonesia. Namun Presiden mengaku tidak bergeming karena proses pengambilalihan tidak menggunakan kekuasaan atau kekuatan negara melainkan bisnis.
"Meskipun juga saya banyak ditakut takuti saat itu, waktu proses pengambialihan, Pak hati-hati, papua bisa bergolak. Besoknya ada lagi, pak hati2 papua bisa lepas dari Indonesia. Besoknya lagi memberitahu pak hati-hati indonesia akan bergejolak kalau freeport diambil oleh negara," katanya.
Kepemilikan saham Indonesia di PT Freeport kata Jokowi akan kembali bertambah 10 persen sehingga menjadi 61 persen dalam waktu dekat. Dengan saham mayoritas yang dimiliki Indonesia, maka keuntungan yang masuk ke kas negara akan lebih besar.
"Perkiraan keuntungan yang ada di freeport itu 70-80 persen itu akan masuk ke kas negara kita. Baik dalam bentuk royalti, PPH Badan, PPH Karyawan, dalam bentuk bea ekspor, bea keluar, semua kalau kita kumpulkan akan berada pada jumlah yang sangat besar," katanya.
Baca juga: Lowongan Kerja PT Freeport untuk Lulusan S1 S2, Pendaftaran Ditutup 30 April 2024
Indonesia kata Presiden termasuk beruntung bisa mengambil alih Freeport. Beruntung karena harga yang dibeli sekarang ini naik 4 kali lipat karena melonjaknya harga tembaga. Selain itu juga beruntung karena pemiliknya mau menjual ke Indonesia.
"Artinya kita untung dan untung, untungnya saat itu pemiliknya mau melepas. Karena kondisi goncangan ekonomi saat itu," kata Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.