Wawancara Eksklusif - Ridwan Kamil: Prabowo Menang, Investor IKN Makin Banyak Datang
Ridwan Kamil sebut secara politik, investor yang ragu-ragu investasi di IKN saat ini sudah yakin untuk berinvestasi karena kemenangan Prabowo-Gibran.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
Jadi kalau ada pilihan rumput dengan pohon besar, maka dipilih lahan itu tunggu pohon besar.
Nah, jadi terjemahannya ke lapangan, di sekelilingnya harus ada pohon besar, wajah bangunannya juga
harus ada hijau-hijau, di dalam bangunannya juga harus ada ruang hijau, di atap bangunannya juga
harus ada taman. Jadi kalau bangunannya itu menghilang di balik pohon, itu bagus.
Kalau di Jakarta, Sudirman dan Thamrin, berlomba-lomba wajah arsitekturnya dipertontonkan. Nah,
kalau di IKN, sebaliknya.
Harus dikurangi nafsu mempertontonkan bangunannya, karena yang dilihat mata manusia adalah
pepohonan, di jalan, di halaman, di wajah bangunan, di atap bangunan, dan seterusnya.
Tapi itu kan visual ya. Di dalamnya ada hijau dalam artian teknologis. Ininya pakai otomatis, listiknya
pakai solar cell gitu kan, air limbahnya di-recycle, bahan materialnya datang dari rendah karbon, dan
lain-lain. Jadi itu pembeda dengan yang lain. Makanya disebut forest green city ya.
Tidak cuma green doang, tapi forest city tidak hanya rumput tetapi ada pepohonan juga ya Kang Emil?
Kayak ada lahan mau dibikin kayak lapang golf nih, kan berarti hijau juga kan. Iya, tapi bukan hutan gitu
kan. Tapi kan nggak ada pohon besar. Kalau forest city itu, lahannya menjadi hutan.
Nah, kebetulan Mas, suka salah persepsi nih, disangkanya kita ingin motong pohon tropis kan, di sana itu
bukan pohon tropis, itu pohon buat bikin tisu kertas.
Jadi tiap 6 bulan, si pohon eucalyptus itu ditebang untuk dijadikan tisu kertas. Jadi sebenarnya bukan,
jadi sebenarnya perkebunan. Perkebunan berbentuk pohon untuk bahan kertas.
Oleh Pak Jokowi, akan dihutankan beneran. Dengan persiapan 21 juta bibit, untuk ditanam. Buktinya
apa? Sekarang kalau ke sana, nggak ada hewan. Karena kan monoculture. Perkebunan gitu kan. Nggak ada bunga. Kalau nggak ada bunga, nggak ada serangga, nggak ada kupu-kupu.
Nggak ada serangga, nggak ada burung. Burung nggak ada, nggak ada mamalia, nggak ada apa-apa. Nah
sekarang, idenya adalah kembali jadi hutan tropis, flora faunanya muncul lagi.
Tapi ada nyamuknya nggak sih Kang Emil di IKN?
Nggak ada. Kan tadi nggak ada karena monoculture.
Apakah benar moda infrastruktur bidang transportasi di IKN akan menggunakan listrik?
Betul. Jadi, karena harus zero pollution, maka di sana, yang bukan mobil listrik nggak boleh. Jadi kalau
pada yang mau datang nih, nyewa mobil dari Balikpapan, mobilnya masih mobil bensin.
Nanti dia berhenti dulu di perbatasan IKN. Terus disuruh milih naik bus.
Ada feeder gitu ya?
Feeder atau nyewa mobil yang sudah labelnya EV gitu. Jadi kalau mau bebas sendiri, ya dari Balikpapan,
nyewa mobilnya udah EV kan. Kira-kira gitu. Tapi berita baiknya, 2 bulan ini tolnya udah beres. Yang orang dari Balikpapan hampir 2 jam lebih, sekarang hanya 40 menit.
Terus bandaranya udah jadi. Nah ini jarang diberitakan. Di IKN ada bandara sehingga dari Jakarta, nggak
usah ke Balikpapan, langsung ke jantung IKN. Dari jantung IKN ke istananya Presiden gitu cuma 15
menit. Nah tapi konsepnya di sana, justru jangan banyak naik mobil pribadi. Di transportasi umum. Maka mobil bus listrik disiapin, jalur perjalan kaki yang kayak Singapura, pohon besar nyaman disiapin, termasuk
antar gedung harus ada jembatan.
Jadi misalkan saya ke Kementerian A, mau rapat nih dengan kantor di sebelah, saya nggak usah keluar
dulu, ke jalan. Saya naik lantai atas, antar gedung dikasih tembusan jembatan.
Kalikan 10 bangunan, kebayang nggak? Dari bangunan nomor 1 ke nomor 10, nggak perlu naik mobil,
cukup jalan kaki. Itulah konsep sehat mobilitas transportasi. Makanya listrik di IKN, semua sumbernya cuma 2. Dari solar matahari sama dari air. Dia tidak membakar batu bara, padahal batu baranya di kolong IKN itu batu bara semua. Cuman kalau dipakai jadi sumber kan berarti kotor lagi. Itu yang disebut kelas dunia itu.
Untuk transportasinya sendiri, nanti bakal ada apa aja yang umumnya?
Sama saja, bus sedang, rata-rata mayoritas bis. Busnya ada yang sedang dicoba itu bis tanpa supir.
Unmanned vehicle. Kalau pakai hitungan bulan kan sebentar lagi kita akan merayakan HUT RI ke-79. Apa yakin kita bisa merayakan perayaan kemerdekaan di IKN? Ibu kota itu nggak akan beres dalam hitungan 5, 10, 15 tahun. Washington DC saja butuh satu abad. Washington DC itu contoh terbaik ya. Dari 0, disembarakan juga, terus menjadi ibu kota Amerika kan yang kita lihat sekarang. Itu butuh seratusan tahun.
Yang dimaksud itu adalah ring istananya beres. Jadi istana presiden, alun-alunnya, terus beberapa
kementerian, dan beberapa hotel. Udah itu yang dimaksud Agustus itu.
Nah baru 5 tahun berikut yang sekarang ada rumah sakit, ada empat dibangun kan, kementerian, kantor
BI, itu di tahun-tahun, jadi zaman Pak Prabowo lah kira-kira. Jadi yang zaman Pak Jokowi itu hanya core-nya aja. Istana, kantor presiden, kantor-kantor Menko, Sesneg, apa gitu kan.
Dan beberapa fungsi publik. Tapi karena segitu pun sudah banyak manusianya, maka berbarengan
apartemen buat ASN juga 40 tower sekarang sudah hampir siap.
Sudah ready semua Kang Emil?
Iya. Jadi tantangan IKN itu sebenarnya yang tertinggi ya, adalah gimana memindahkan orang.
Karena kan gak ada kelahiran di IKN, ibaratnya, maka IKN itu manusianya kayak Dubai. Impor. Berarti
harus merayu orang Jawa, Sumatera apa, untuk ke sana.
Nah itu tantangannya. Gimana memberikan rayuan, insentif, supaya orang mau di sana.
Tamu-tamu negara juga akan hadir HUT RI ke-79 di IKN?
Pastilah. Media harus meliput itu. Ini peristiwa bersejarah dalam Republik ini, upacara pertama kalinya
tidak dilaksanakan di Jakarta.