Menilik Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende NTT, Sudah Direnovasi Tanpa Mengubah Bentuk Awal Rumah
Di halaman ini patung Bung Karno berwarna emas tampak berdiri tegak menghadap utara dengan tongkat di tangan kirinya
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, KABUPATEN ENDE – Rumah pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlihat dipadati pengunjung menjelang peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh pada Sabtu (1/6/2024).
Tribun Network pun berkesempatan mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno yang berlokasi di Kampung Ambugaga, Kotaraja, Ende, Jumat (31/5).
Kawasan di sekitar rumah pengasingan juga ramai masyarakat se-Kabupaten Ende karena ada acara Festival Kebangsaan dan pawai budaya meramaikan hari lahir Pancasila.
Dalam pawai itu, banyak masyarakat dari berbagai kecamatan serta jajaran pemerintah Kabupaten Ende.
Tua, muda dan anak-anak kecil tampak mengenakan baju adat daerah-daerah di Indonesia dan tampak bersukacita menyambut Hari Lahir Pancasila.
Pawai itu berjalan rapih sambil napak tilas Presidan Pertama Ir Soekarno saat masa pengasingannya.
Baca juga: Saat Megawati Duduk di Kasur Sembari Pegang Guling Kamar Rumah Pengasingan Bung Karno Ende NTT
Situs bekas Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende berukuran 12x9 meter persegi tampak berdiri kokoh di samping para pawai kebangsaan.
Rumah ini menjadi tempat tinggal Bung Karno selama pengasingan sejak 1934 hingga 1938 di Ende.
Diketahui rumah ini sudah renovasi tanpa mengubah bentuk awal rumah Bung Karno.
Halaman depan rumah ini cukup luas dan asri. Rerumputan dan tanaman tampak subur dan hijau.
Di halaman ini patung Bung Karno berwarna emas tampak berdiri tegak menghadap utara dengan tongkat di tangan kirinya.
Kobaran bendera merah putih pun mendampingi disisi patung tersebut.
Terlihat dinding luar rumah berwarna putih dengan sedikit guratan hijau, jendela berwarna kuning di setiap sisi juga terbuka.
Begitu pun warna dinding di bagian dalam semuanya warna putih.
Pada sisi dalam rumah, terdapat sejumlah barang yang pernah dipakai oleh Bung Karno, diantaranya biola.
Pada sisi tengah rumah, ada sebuah kamar tidur yang digunakan Bung Karno selama berada di Ende.
Kamar itu masih berbentuk asli. Kelambu dan bantal berwarna putih tampak berjejer di kasur tersebut.
Sisi lain rumah, juga terdapat ruangan yang menjadi tempat Bung Karno menunaikan Salat.
Kamar dan ruang Salat Bung Karno menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung di Rumah Pengasingan tersebut.
Pada bagian belakang, terdapat sebuah sumur yanh digunakan Bung Karno untuk membersihkan diri.
Baca juga: Megawati Kukuhkan ‘Jaket Bung Karno’ di Rumah Pengasingan Ende Untuk Gali Sejarah Sang Proklamator
Diketahui, Soekarno menghabiskan masa pengasingan bersama istrinya, Inggit, Ratna Djuami (anak angkat), serta ibu mertuanya.
Flores menjadi bagian penting dari sejarah perjalanan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ada di Ende sejak 1934-1938.
Tahun 1954, Ir. Soekarno kembali berkunjung ke Ende dan meresmikan rumah pengasingan tersebut sebagai Rumah Museum.
Berdasarkan alasan tersebut, maka Rumah Pengasingan Ir. Soekarno di Ende ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya berperingkat Nasional dengan Surat Keputusan bernomor 285/M/2014 pada 13 Oktober 2014 (Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia).
Ditemui disela-sela menerima para pengunjung, Juru Pelihara Rumah Pengasingan Bung Karno, Syafrudin menyebut beberapa titik sudah selesai direnovasi sebelum Hari Lahir Pancasila.
Hal itu disampaikan Syafrudin ditemui di Rumah Pengasingan Bung Karno, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (31/5).
“Ini dalam rangka kedatangan Ibu Megawati, salah satu anak dari Bapak Sang Proklamator kita, ya, mungkin dalam persiapan sudah begitu matang.
Ada perbaikan-perbaikan yang sudah kami lakukan dan diperbagus lagi semua, untuk persiapan seperti itu,” kata Syafrudin.
Diketahui, Megawati akan memperingati Hari Lahir Pancasila di Ende pada Sabtu (1/6).
Megawati sendiri tiba di Ende pada Jumat ini dan direncanakan mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno.
Syafrudin menyebut struktur bangunan Rumah Pengasingan Bung Karno masih tergolong asli, karena tidak sepenuhnya dirombak.
“Ya, kalau bentuk kontruksi bangunannya itu masih asli, tetapi sudah pernah direnovasi 2011 dan 2012.
Itu programnya Pak Boediono sebelum beliau manjadi wapres, beliau mencari dan berkunjung ke Ende mencari titik-titik yang pernah Bung Karno singgahi itu mau direstorasi atau renovasi, tetapi sudah terlaksana renovasi semua,” ungkapnya.
“Salah satunya itu makam ibu mertuanya Bung Karno, situs Rumah Pengasingan Bung Karno, gedung pertunjukan, serambi Bung Karno, gereja katedral, Taman Renungan Bung Karno dan masjid tertua yaitu Madjid Ar Rabithah, yang Bung Karno sering melaksanakan lima waktu ibadah salat di sana,” sambung Syafrudin.
Syafrudin menambahkan, Rumah Pengasingan Bung Karno menjadi tempat bersejarah bagi Indonesia karena Proklamator RI Soekarno pernah diasingkan Belanda bersama keluarga dari 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938.
“Selama empat tahun Bung Karno diasingkan di Ende, yang dilakukan oleh Bung Karno, tetap diawasi oleh pemerintah Belanda. Tetapi Bung Karno bukan dipenjarakan bersama keluarga, tetapi aktivitas kegiatan Bung Karno selama pengasingan empat tahun itu bebas, tetapi tetap di bawah pengawasan Belanda,” ujarnya.
Syafrudin mengatakan Rumah Pengasingan Bung Karno sebenarnya menjadi lokasi yang sering dikunjungi wisatawan. Mereka bahkan tiba tidak hanya menjelang Peringatan Hari Lahir Pancasila.
“Bukan saja menjelang 1 Juni, setiap hari itu pengunjung yang berdatangan ke kota ini pasti salah satunya berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno. Bukan saja wisatawan domestik, wisatawan asing juga pasti kalau ke sini pasti singgah di Rumah Pengasingan Bung Karno,” katanya.
Sejumlah wisawatan lokal maupun mancanegara juga terlihat datang mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno. (Tribun Network/ Fransiskus Yuda).