Putu Rudana Ungkap Alasan Usulkan Task Force untuk Myanmar di Forum AIPA
Putu Supadma Rudana mengusulkan task force untuk Myanmar di Forum AIPA (AIPA) Caucus di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana mengusulkan task force untuk Myanmar dalam Forum AIPA Caucus di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam.
Putu mengungkapkan sejumlah persoalan yang dibahas dalam forum tersebut antara lain resolusi mengenai Myanmar.
“AIPA Caucus membahas berbagai hal, di mana tahun lalu berbagai resolusi telah diadopted sewaktu di Jakarta, politik, ekonomi, sosial budaya, tentang perempuan dan pemuda, youth juga dibahas berbagai implementasi dan laporan masing-masing negara sudah disampaikan pada sesi pertama AIPA Caucus,” kata Putu dalam keterangan tertulis, Rabu (12/6/2024).
Putu menuturkan hanya 9 dari 10 negara yang hadir dalam forum tersebut.
Adapun, Putu menyebut Negara Myanmar yang tidak hadir karena masih alami proses menuju demokrasinya di mana Junta Militer sedang berkuasa di negara tersebut.
“Dalam pemaparan Sekretaris AIPA, bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan memang cukup aktif. Sejak tahun lalu, sebenarnya sangat aktif sewaktu Indonesia menjadi chair atau Ketua AIPA. Tahun ini kegiatan tersebut berjalan tapi tidak sebanyak tahun lalu,” kata Legislator asal Bali itu.
Dari laporan itu disampaikan, kata Putu, bahwa berbagai resolusi telah diimplementasikan di berbagai negara dan Indonesia salah satu negara yang telah melakukan implementnsi dari resolusi itu sekitar 85 persen.
“Artinya, kita termasuk sudah yang cukup baik untuk implementasikan resolusi yang diadopt AIPA,” ujar Anggota Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk Pembangunan Keberlanjutan ini.
Namun, Putu mengungkap masih ada beberapa isu lain yang belum terimplementasikan, secara khusus AIPA telah mengeluarkan satu resolusi berhubungan Myanmar.
Putu menyatakan, saat ini Negara Myanmar di Forum Asean dan AIPA tidak dihadirkan, secara khusus masih tidak diundang.
“Mereka anggota tetap bayar iuran tapi tidak dihadirkan dalam berbagai kegiatan AIPA sampai bisa implementasikan resolusi AIPA, yaitu mengimplementasikan 5 poin konsensus tersebut," katanya.
"Ada sebuah resolusi AIPA yang sudah adopt dalam pertemuan sebelumnya, berhubungan political matters yaitu tentang resolution on parliamentary cooperation in contributing to long lasting peace in Myanmar,” tambahnya.
Maka dari itu, Putu sebagai Ketua Delegasi Indonesia menyampaikan bahwa sangat penting anggota AIPA memperhatikan untuk bisa turut membantu proses demokratisasi kembali di Myanmar.
Tentu, kata dia, anggota AIPA harus memastikan juga agar Myanmar melaksanakan lima poin konsensus yang telah disepakati, dan mengambil peran untuk membantu first track diplomasi pemerintah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.