Suharso Bantah Bahlil Soal Belum Ada Investor Asing di IKN: Mereka Wait And See
Ia mengingatkan persoalan investasi tidak bisa sembarangan. Menurutnya, investasi yang ditanamkan di IKN haruslah berkualitas dan sesuai master plan.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia yang mengakui belum ada investor asing yang menanamkan modal di Ibu Kota Nusantara (IKN) mendapatkan penolakan. Salah satunya dari koleganya di pemerintahan.
Penolakan itu disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa. Dia membantah investor asing masih belum mau menanamkan modalnya di IKN.
Baca juga: Jokowi Akan Gelar Upacara HUT RI di IKN, Wakil Kepala BRIN: Itu National Pride
"Enggak, domestik kan sudah banyak. Nah asing kan mereka kan wait and see," ucap Suharso di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Akan tetapi, Suharso menjelaskan investor domestik yang sudah menanamkan modal di IKN sudah banyak.
Baca juga: Bambang Susantono Dapat Jabatan Baru dari Jokowi, Ini Tugasnya
Dia pun berharap nantinya akan semakin banyak investor yang masuk di IKN.
Lebih lanjut, Ia mengingatkan persoalan investasi tidak bisa sembarangan. Menurutnya, investasi yang ditanamkan di IKN haruslah berkualitas dan sesuai master plan.
"Kalau investasi kita tidak bisa main soal targeting gitu ya, kalau investasi kan yg penting bisa membuat itu menarik, benar-benar ibukotanya pindah, benar-benar unsurnya berjalan, bahwa sesuai dengan master plan," ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa investasi membutuhkan tempat yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Karenanya, sudah biasa investor asing masih memilih wait and see dalam menanamkan modalnya.
"Saya kira hal umum dan biasa di setiap pergantian kepemimpinan investor itu mau lihat kira-kira mereka ingin lihat conformity confirmity-nya seperti apa kalau itu buat mereka pas saya kira nggak ada soal nggak ada isu di situ. Kan ini negara yang besar ya kan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui investor asing hingga kini belum masuk ke Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kaltim.
Baca juga: Persiapan HUT RI di IKN, BNPT Asistensi Pengamanan Kilang Minyak Pertamina Balikpapan
Hal tersebut disampaikan Bahlil ketika rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (11/6/2024).
Di hadapan anggota DPR, Bahlil belum bisa menyampaikan perusahaan mana saja yang sudah menandatangani nota kesepahaman dengan IKN sebab rapat tersebut lebih membahas ke anggaran Kementerian Investasi pada 2025.
“Agar lebih detail penjelasannya mungkin kami laporkan secara tertulis perusahaan-perusahaan yang sudah membangun MoU (Memorandum of Understanding), membangun kesepakatan dan kapan agar saya tidak salah ngomong,” kata Bahlil dikutip dari kanal YouTube DPR.
Lantas, apa alasan IKN belum ada investor asing? Berikut penjelasan Bahlil.
Alasan IKN belum ada investor
Bahlil menjelaskan, saat ini investor asing belum masuk IKN karena infrastruktur untuk masuk ke klaster pertama belum selesai 100 persen.
Klaster pretama IKN mencakup kawasan inti pemerintahan, seperti presiden dan wakil presiden, lembaga tinggi negara.
Termasuk di antaranya, MPR, DPR, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan BPK. Bahlil mengatakan, pemerintah masih melakukan percepatan agar infrastruktur tersebut selesai dibangun.
Rencananya, investor asing baru masuk IKN ketika pembangunan ibu kota yang baru memasuki tahap II.
“Jadi, kalau ditanya investasi di IKN ada atau tidak, semuanya dari PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri),” ujar Bahlil.
"Untuk sementara, (investor) asingnya kapan? Mereka sudah melakukan komunikasi dengan kita kawan mereka bisa memulai. Tapi, kita katakan bahwa setelah tanggal 17 Agustus (2024) baru kita lihat karena infrastruktur mereka di klaster kedua itu baru bisa di-clear-kan,” tambahnya.
Bahlil mengatakan, pihaknya akan melampirkan secara tertulis kepada DPR daftar perusahaan yang sudah menjalin MoU dengan OIKN.