Kepala BPIP Ingatkan Momen Idul Adha Jangan Merusak Keberlanjutan Ekosistem Hewan
Momen Idul Adha 1445 H tidak boleh merusak keberlanjutan ekosistem hewan yang disembelih.
Penulis: willy Widianto
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momen Idul Adha 1445 H menjadi momen untuk berkorban dengan menyumbang dan menyembelih hewan kurban baik kambing atau sapi.
Terkait hal tersebut Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Drs K.H Yudian Wahyudi mengatakan kurban adalah simbol keikhlasan.
Baca juga: Sapi Kurban di Jakarta Timur Ngamuk, Rusak 2 Unit Sepeda Motor
Namun dengan catatan, praktik ini tidak boleh merusak keberlanjutan ekosistem hewan yang disembelih.
"(Maka itu) memilih hewan kurban yang sudah lanjut usia. Ini untuk menjaga kelangsungan proses perkembangbiakan mereka. Dengan berkurban, kita juga berperan dalam menjaga kelestarian alam," kata Prof Yudian dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Selasa (18/6/2024).
Kepala BPIP juga menegaskan, semangat Idul Adha dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional dalam konteks kebangsaan.
"Idul Adha adalah salah satu cara untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional," tegas Prof Yudian.
Menurutnya, berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban mencerminkan komitmen untuk mendorong rekonsiliasi nasional melalui semangat Idul Adha.
Ia berharap momen Idul Adha 2024 yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban dapat diartikan sebagai upaya untuk menghilangkan ego dalam diri masing-masing individu.
Baca juga: Kronologi Panitia Kurban di Bandar Lampung Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Dihantam Sapi
"Diharapkan (kurban) dapat menghilangkan ego setiap individu," tuturnya.
Alumnus Harvard University tersebut menyatakan bahwa, dalam ibadah kurban terdapat dua semangat yang terkait dengan aspek horizontal.
Yaitu, hubungan dengan kelestarian alam dan hubungan dengan manusia.
"Beribadah kepada Allah memiliki dua aspek horizontal, yaitu hubungan dengan alam dan dengan manusia," ujarnya.
Ibadah kurban lanjut Prof Yudian juga berfungsi sebagai sarana untuk berbagi, yang mencerminkan semangat gotong royong di dalamnya.
"Ini juga sebagai lambang berbagi, memberikan sesuatu yang sangat berharga, yaitu daging. Secara tradisional, Idul Adha merupakan bagian dari semangat gotong-royong," jelasnya.
Prof Yudian menggarisbawahi bahwa, momen Idul Adha 2024 bukan sekadar ritual keagamaan.
Tetapi juga sebagai kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai keikhlasan dan saling berbagi dalam masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, K.H. Sultonul Huda selaku Pembina Jemaah Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan mendukung kegiatan penyembelihan hewan kurban dengan tema “Jamaah LKKNU Qurban Kemenangan.”
"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah ikut serta dalam mensukseskan acara berbagi kurban tahun ini. Terutama BPIP yang sudah menyerahkan hewan kurbannya kepada kami, Terima kasih juga kepada Prof. Yudian atas perkenan kehadirannya dalam prosesi penyembelihan. Semoga Allah membalas kebaikan semua pihak," ujar Sulton.
LKKNU menyelenggarakan kurban dengan total 23 hewan kurban terdiri dari 18 ekor sapi dan 5 ekor kambing.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.