Beri Kritik ke Pemerintah soal Tumbangnya PDN, Roy Suryo: Tak Ada Minta Maaf dan Tidak Terbuka
Roy Suryo mengkritik pemerintah yang tidak minta maaf dan tak terbuka dalam kasus tumbangnya PDN selama berhari-hari.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Garudea Prabawati
![Beri Kritik ke Pemerintah soal Tumbangnya PDN, Roy Suryo: Tak Ada Minta Maaf dan Tidak Terbuka](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pakar-telematika-roy-suryo-higrest.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Pakar telematika, Roy Suryo mengkritik pemerintah, dalam hal ini Kominfo, yang tidak maaf dan tak terbuka dalam penanganan tumbangnya Pusat Data Nasional (PDN) yang sudah terjadi sejak Kamis (20/6/2024) lalu.
Dia mengkritik Kominfo yang seakan tidak berani menjelaskan bahkan terkait penyebab tumbangnya PDN sejak awal.
"Meski diberitakan 'berangsur pulih' hingga Senin (24/6/2024) yang down semenjak Kamis (20/6/2024) minggu lalu, tidak ada kejelasan sama sekali (terkait penangananya). Jangankan permintaan maaf terbuka (apalagi pertanggungan jawab secara kesatria sebagaimana pejabat publik di luar negeri untuk mundur misalnya) sekedar menjelaskan 'apa yang sebenarnya terjadi saja tidak berani disampaikan oleh pemerintah, dalam hal ini Kominfo sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kasus di PDN ini," katanya dalam keterangan tertulis pada Tribunnews.com, Senin (24/6/2024).
Roy mengatakan ketidakterbukaan Kominfo terkait penyebab tumbangnya PDN membuat adanya asumsi liar di tengah masyarakat.
Dia pun sempat menganalisis penyebab tumbangnya PDN yaitu akibat serangan siber berupa ransomware.
Namun, dengan berlarutnya penanganan, Roy pun menduga bahwa Kominfo tidak memiliki backup data terkait PDN.
Pasalnya, sambung Roy, jika memang Kominfo memiliki backup data PDN, maka penanganan ataupun pemulihannya tidak perlu membutuhkan waktu lama.
"Karena bila memang ada backup-nya, tidak sampai 1x24 jam atau hanya beberapa jam bahkan menit saja, data yang rusak bisa segera dipulihkan dengan fungsi DRC (Data Recovery Center) yang tersedia," jelasnya.
Roy pun menduga dengan lamanya penanganan dari Kominfo lantaran tidak ada backup terkait PDN ini.
Baca juga: PDN Eror Gara-gara Terkena Serangan Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Rp 131 Miliar
Dugaan Roy ini mengacu dari pernyataan Direktur Network & IT Solution Telkom Group, Herlan Wijanarko mewakili Telkomsigma yang menyebut pelaku peretasan PDN meminta tebusan 8 juta dolar AS atau sekitar Rp 131 miliar agar data bisa dikembalikan.
"Sungguh terlalu, dalam istilah netizen, atas kekonyolan ini. Serapuh inikah PDN yang dimiliki pemerintah," jelasnya.
Usai serangan ransomware ini, Roy pun mempertanyakan kesiapan pembangunan PDN di Cikarang yang menelan biaya Rp 2,7 triliun untuk menangkal serangan serupa.
Pasalnya, PDN itu akan menampung data dari puluhan kementerian/lembaga (K/L) hingga pemerintahan kabupaten/kota.
Roy pun menyebut pemerintah tidak serius dalam menangani data penting milik rakyat yang sudah menjadi tanggung jawabnya tersebut.
Hal itu berkaca dari terlambatnya keterangan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian yang baru mengumumkan penyebab tumbangnya PDN pada hari ini, Senin (24/6/2024) atau empat hari pasca kejadian.
"Rezim ini sangat memprihatikan dan membahayakan di masa depan. Penjelasan BSSN dan Kominfo yang sangat terlambat hari ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak serius dalam menangani data penting milik rakyat yang menjadi tanggungjawabnya," pungkasnya.
PDN Tumbang karena Ransomware Brain Cipher, Minta 8 Juta Dolar AS
Sebelumnya, Kepala BSSN, Hinsa Siburian mengumumkan tumbangnya PDN karena serangan virus ransomware bernama Brain Cipher.
Hinsa menyebut ransomware Brain Chipher merupakan virus dari pengembangan LockBit.
Sekedar informasi, dikutip dari laman Kaspersky, LockBit ransomware merupakan virus yang bekerja dengan memblokir akses pengguna ke sistem komputer dengan imbalan pembayaran tebusan.
"Perlu kami sampaikan insiden Pusat Data Sementera inilah dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher. Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari Ransomware LockBit 3.0," kata Hinsa dalam konferensi pers di Gedung Kominfo, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Sementara, Menkominfo, Budi Arie Setiadi menuturkan penyerang PDN meminta tebusan sebesar 8 juta dollar AS.
Hal itu disampaikan Budi Arie saat ditanya perkembangan penanganan gangguan PDN sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (24/6/2024) siang.
"Tadi Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) konferensi pers di Kominfo. Saya tinggal karena saya harus ke sini. Ini serangan virus lockbit 302," ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: BSSN Ungkap Error-nya PDN Disebabkan Gangguan Ransomware
Terpisah, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan pihaknya masih mengumpulkan data-data dengan BSSN terkait serangan ransomware ini terhadap PDN Kominfo.
"Kita sedang mengumpulkan informasi, dan sedang kita dalami bekerja sama dengan BSSN apakah kendala teknis atau ada hal lain," ujar Sigit di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Dalam kesempatan berbeda, Sigit sebelumnya memastikan jika ada unsur pidana dalam kejadian ini, maka akan diusut oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
"Peristiwa pidana diproses oleh Kepolisian. Ini sudah biasa kita melaksanakan joint dengan temen temen yang membidangi siber," ucap dia.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Rahel Narda Chaterine/Dian Erika Nugraheny)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.