Belum Tercapai 14 Persen, Target Penurunan Stunting Bakal Direvisi?
Pemerintah telah berupaya keras untuk menurunkan angka stunting di tanah air, melalui kolaborasi dan koordinasi seluruh Kementerian dan lembaga
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut bahwa pemerintah tengah memaksimalkan capaian target penurunan stunting di tahun 2024 ini.
Meski demikian ada peluang tahun depan, target 14 persen tersebut bakal direvisi.
"Target kita maksimalkan di 2024 ini. Target 14 persen ini sangat ambisius. Karena itu nanti kita lihat hasilnya tahun 2024 seperti apa (capaian stunting)," ujar dia saat ditemui usai peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas ke-31) di Semarang, Sabtu (29/6/2024).
Ia mengatakan, pemerintah telah berupaya keras untuk menurunkan angka stunting di tanah air, melalui kolaborasi dan koordinasi seluruh Kementerian dan Lembaga.
Bahkan, sesuai arahan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, pemerintah melakukan gerakan intervensi serentak penimbangan dan pengukuran tinggi bayi di posyandu seluruh Indonesia dan dikerjakan di sepanjang Juni ini.
Baca juga: Kesadaran dan Pemberian Gizi Seimbang Cegah Risiko Anak Stunting
Hal ini dilakukan dalam upaya merespon angka stunting hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2024 bahwa angka stunting turunnya sangat tipis, yaitu 0,1 persen, dari 21,6 persen menjadi 21,5 persen.
"Tinggal sedikit lagi mendekati 100 persen (penimbangnnya) dan ini bisa dijadikan tolak ukur penanganan stunting ke depan," ungkap Muhadjir.
Ditambahkan Kepala BKKBN dokter Hasto, bahwa tantangan penurunan stunting adalah mengubah mind-set masyarakat karenanya intervensi gizi sensitif dan spesifik merupakan intervensi yang tepat dalam upaya penurunan stunting.
Mengutip BKKBN, intervensi gizi spesisfik adalah mengintervensi secara langsung bagaimana pemenuhan gizi ibu hamil sampai bayi berusia 23 bulan.
Sedangkan Intervensi sensitif adalah intervensi yang secara tidak langsung memengaruhi kejadian stunting, misalnya perbaikan pola asuh, pemberian bantuan sosial, penyediaan sarana air bersih dan jamban yang sehat.
"Kenapa penurunan stunting itu sangat penting? Karena hari ini mengukur kualitas SDM yang paling dekat adalah Human Capital Index (HCI). HCI mencerminkan angka, seberapa besar kemampuan seseorang bila bekerja di satu institusi, dan (seberapa) mempunyai daya ungkit secara capital," tutur dr Hasto.