UMS Dapat Hibah Dana Riset DRTPM Total Senilai Lebih dari Rp 12 M
UMS mendapatkan hibah dana senilai lebih dari Rp 12 miliar dari Direktorat Kemendikbud Ristek.
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapatkan hibah dana senilai lebih dari Rp 12 miliar dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Ketua Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS, Sri Sunarjono menyampaikan berdasarkan informasi yang didapatkannya, dalam proses penyeleksian, total proposal yang masuk DRTPM mencapai sekitar 38.000 se-Indonesia.
Setelah melewati serangkaian seleksi, pada akhirnya UMS bisa meloloskan 140 proposal yang bila diuangkan memiliki nominal sebesar lebih dari Rp 12 miliar.
UMS awalnya mengajukan 277 proposal yang berasal dari para dosen di UMS.
"Alhamdulillah dari 277 proposal itu yang kemudian disetujui dan didanai ada 140 proposal itu," ungkap Sunarjono, Rabu (17/7/2024).
Lanjutnya, UMS saat ini sedang menunggu pengumuman dari skim KATALIS dan Prototype.
UMS mengirimkan 21 proposal skim KATALIS dan 15 proposal skim prototype yang jika diuangkan bisa mencapai Rp 2 miliar.
Sunarjono yakin proposal tersebut bisa lolos banyak karena adanya pendampingan berlapis yang lebih intensif.
LRI memiliki langkah pada awal membedah panduan, sehingga dapat mengetahui strategi terbaik untuk bisa menghasilkan proposal yang dapat disetujui juga didanai. Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi kepada dosen.
"Setelah itu kemudian kita melakukan camp, namanya camp menulis bersama supaya dosen-dosen fokus satu hari," ujarnya.
LRI memberikan fasilitas ruangan untuk mendampingi dosen-dosen dan memberikan pendampingan menulis, termasuk juga ketika ada pertanyaan akan langsung didampingi.
Baca juga: Riset: Peringkat Daya Saing Indonesia Naik ke 27 di Dunia, Lampaui Malaysia Hingga Jepang
Menurut data, UMS menjadi perguruang tinggi swasta nomor satu se-Jawa Tengah yang memperoleh pendanaan riset DRTPM tahun anggaran 2024.
"Kalau kita buat grid di antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se Indonesia itu kita nomor dua. Yang lebih tinggi itu Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu dapat 142, selisih dua."
"Tapi kalau ini nanti yang Katalis sama Prototype pengumuman Insya Allah kita lebih tinggi karena acuan katalis UAD cuma sedikit, kita sampai 21 jadi Insya Allah kalau ini udah pengumuman kita akan tertinggi," harapnya.
Pencapaian ini juga menjadi hasil dari komitmen LRI yang dipercaya oleh Rektor UMS sebagai lembaga yang berperan penting dalam mengkoordinasi riset.
Peraihan ini cukup menggembirakan bagi UMS yang menandakan para periset, dosen-dosen UMS itu memiliki daya kompetitif yang tinggi jika disaingkan dengan perguruan tinggi yang lain.
"Jadi ini LRI ini kan memang satu lembaga yang oleh pak Rektor dan pimpinan universitas itu ditarget berapa jumlah riset yang dapat diraih baik yang di internal UMS dengan dana UMS maupun dana dari luar UMS," terangnya.
Dia berharap, keberhasilan ini menjadi batu loncatan UMS untuk menjadi World Class University seperti yang dicita-citakan oleh Rektor UMS, karena luaran dari riset adalah publikasi di jurnal internasional sehingga hal tersebut akan membantu perangkingan internasional QS Star.
(Tribunnews.com)