Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Klarifikasi Dosen UPH yang Gelar Acara Diskusi usai Pergi Temui Presiden Israel Bareng 5 Nahdliyin

Berikut klarifikasi dari dosen UPH yang akan menggelar acara diskusi membahas perjalanannya ke Israel bersama dengan lima nahdliyin.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Klarifikasi Dosen UPH yang Gelar Acara Diskusi usai Pergi Temui Presiden Israel Bareng 5 Nahdliyin
uph.ac.id
Dosen FISIP UPH, Amelia Joan Ribka Liwe. Dia merupakan dosen yang turut ikut pergi ke Israel dan bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog bersama dengan lima nahdliyin. Berikut klarifikasi dari dosen UPH yang akan menggelar acara diskusi membahas perjalanannya ke Israel bersama dengan lima nahdliyin. 

TRIBUNNEWS.COM - Sempat beredar poster acara diskusi yang mengundang dua dosen FISIP Universitas Pelita Harapan (UPH), Amelia Joan Ribka Liwe dan Yosef Marcis Djakababa.

Dalam poster itu, tercantum logo UPH. Adapun acara diskusi tersebut membahas soal cerita perjalanan Amelia dan Yosef saat melakukan perjalanan ke Israel bersama lima nahdliyin dan bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog.

Berdasarkan poster tersebut, acara ini dijadwalkan bakal digelar hari ini, Sabtu (20/7/2024) pukul 15.30-17.30 WIB.

Namun, acara tersebut kini berujung dibatalkan.

Kabar ini disampaikan Amelia lewat keterangan tertulis yang dikirimkan kepada Tribunnews.com.

Amelia menyebut pembatalan acara tersebut juga telah disampaikan ke Dekan FISIP UPH, Edwin Martua Bangun Tambunan, dan pimpinan lainnya.

"Saya mengirimkan pernyataan klarifikasi terkait rencana diskusi yang telah dibatalkan. Pernyataan berikut telah kami kirimkan ke Dekan FISIP dan pimpinan UPH lainnya," katanya kepada Tribunnews.com, Sabtu siang.

BERITA TERKAIT

Amelia menuturkan acara diskusi tersebut bukan merupakan agenda kampus, tetapi atas nama pribadi dirinya dengan Yosef.

Dia juga mengungkapkan kepergiannya ke Israel dalam rangka studi lapangan dan dialog lintas agama yang digelar pada 30 Juni-4 Juli 2024.

"Diskusi tersebut merupakan inisiatif kami pribadi sebagai bagian dari anggota delegasi warga sipil Indonesia yang berangkat ke Israel dalam rangka studi lapangan dan dialog lintas agama untuk perdamaian yang diadakan pada tanggal 30 Juni-4 Juli 2024," jelas Amelia.

"Kedua kegiatan tersebut, kunjungan maupun acara diskusi, tidak diinisiasi dan tidak berhubungan sama sekali dengan lembaga (UPH) di mana kami mengabdi, melainkan munri inisiatif kami pribadi sebagai warga sipil," sambungnya.

Baca juga: 3 Lembaga yang Dilarang PBNU untuk Diajak Kerjasama karena Berafiliasi Israel

Amelia menjelaskan kunjungannya ke Israel bersama dengan Yosef semata-mata ingin membawa citra baik Indonesia yang mendukung perdamaian dunia.

"Pada dasarnya, kami sebagai masyarakat sipil ingin membawa citra baik Indonesia sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika yang aktif dalam perdamaian dunia," jelasnya.

Kendati demikian, lantaran acara diskusi terkait kunjungannya bersama Yosef ke Israel menimbulkan kegaduhan, maka dia dan rekannya meminta maaf ke UPH.

"Atas kekisruhan yang ditimbulkan dari beredarnya publikasi kegiatan tersebut di masyarakat, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Universitas Pelita Harapan (UPH)," pungkasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, foto lima nahdliyin yang bertemu dengan Isaac Herzog menimbulkan kecaman dari berbagai pihak.

Adapun mereka adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Sukron Makmun, Nurul Bahrul Ulum, dan izza Annafisah Dania.

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya pun sudah meminta maaf ke publik atas nama organisasi dan kelima nahdliyin buntut dari pertemuan dengan Isaac Herzog.

"Sepatutnya saya mohon maaf kepada masyarakat luas, seluruhnya, bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel, melakukan engagement di sana."

"Kami mengerti dan sangat memaklumi, dan kami merasakan hal yang sama bahwa hal ini adalah sesuatu yang tidak patut di dalam konteks suasana yang ada saat ini," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, pada Selasa (16/7/2024) lalu.

5 Nahdliyin Dipecat

Di sisi lain, lima nahdilyin tersebut juga sudah dipecat dari kepengurusan di PBNU.

Adapun mereka adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Sukron Makmun, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

Hal ini disampaikan oleh Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur.

Baca juga: Munawir Aziz Diberhentikan dari Staf Khusus Pj Bupati Kudus, Bagaimana Nasib 4 Nahdliyin Lainnya?

Dia mengungkapkan, kelima nahdliyin diberhentikan dari badan otonom (banom) yang berada di bawah naungan PBNU.

"Oh sudah diberhentikan, kan sudah dinyatakan diberhentikan. Mereka itu pengurus banom-banom. Dan banom-banom sudah disuruh mengeluarkan instruksi berhenti atau diberhentikan," kata Gus Fahrur dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (20/7/2024).

Gus Fahrur mengungkapkan, pemecatan bagi lima nahdliyin dapat dilihat dari keputusan PWNU DKI yang sudah memecat salah satu cendekiawan yaitu Zainul Ma'rif.

"Baru saja kan PWNU DKI Jakarta kan sudah menyatakan pemberhentian ke tokoh itu. Jadi pemberhentian ini berlaku untuk kelima orang itu, dan sudah diberhentikan," jelasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas