Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi mengatakan pilot project makan bergizi gratis akan mulai direplikasi ke seluruh Indonesia. Nantinya, satu unit pelayanan akan menampung 3.000 siswa.

Ia mengatakan pilot project itu dilakukan sejumlah tim pakar yang disiapkan Prabowo-Gibran. Nantinya, pilot project ini akan menjadi sebuah riset sebelum program itu dijalankan pada tahun depan.

"Saat ini tim pakar sedang melakukan pilot project, uji coba, jadi riset yang dikerjakan sekaligus. Dari sana kita akan mendapatkan finding spending apa saja temuannya, apa yang diperbaiki yang harus diantisipasi, dan pada akhirnya itu mendapatkan kesimpulan," kata Hasan dalam konferensi pers di Media Center Prabowo-Gibran, Jalan Sriwijaya, Kebayoran, Jakarta, Jumat (19/7/2024).

Hasan menjelaskan riset atau pilot project ini tidak memakai anggaran ataupun instrumen dari pemerintah. Sebab, belum ada pagu anggaran yang disediakan untuk program tersebut tahun ini.

Hanya saja, kata Hasan, pilot project ini sedang dicoba untuk direplikasi ke seluruh Indonesia. Namun, dia enggan merinci daftar daerah yang sudah dilakukan percobaan makan bergizi gratis.

"Sekarang risetnya sedang direplikasi untuk seluruh Indonesia. Jadi yang awalnya 1 titik kemudian berkembang jadi beberapa titik dan sekarang di level sedang replikasi di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Tim Prabowo Sebut Menu Makan Bergizi Gratis di Berbagai Daerah Tak Sama

Lebih lanjut, ia menjelaskan target uji coba makan bergizi gratis menyasar kepada SD, SMP, SMA hingga ibu hamil. Dia pun meminta masyarakat bersabar mengenai persiapan program tersebut.

"Kita berharap mereka bisa menjalankan riset dengan tenang, tanpa gangguan, sehingga nanti hasilnya itu bisa betul-betul optimal dan bisa dijalankan dengan baik nanti," jelasnya.

Di sisi lain, Hasan menjelaskan satu unit pelayanan yang sudah dilakukan pilot project berisikan 3.000 siswa. Riset itu mulai dilakukan serentak seluruh Indonesia.

"Satu unit layanan itu 3.000 siswa. Minimal satu provinsi aja anda bisa hitung kan. Sekarang sedang direplikasi di seluruh Indonesia. Hitung aja minimalnya berapa. Lebih dari itu lah, satu unit layanan itu sekarang 3.000 pax. Ada yang lebih dari itu. Provinsi kita kan enggak sama kan penduduknya. Keragaman juga enggak sama, silakan hitung sendiri minimalnya," pungkasnya.

(*)