Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Buka Suara soal Anggaran Makan Siang Gratis
Tim Singkronisasi Prabowo-Gibran menegaskan tidak pernah membahas soal program makan bergizi gratis dengan Heriyanto.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hasan Nasbi, turut menanggapi soal diturunkannya angaran makan siang gratis dari Rp15.000 per pack menjadi Rp7.500 per pack.
Diketahui, isu penurunan anggaran itu sebelumnya disampaikan ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan.
Terkait hal itu, Hasan menegaskan timnya tidak pernah membahas soal program makan bergizi gratis dengan Heriyanto.
“Saya ingin menyampaikan bahwa tidak ada pembahasan itu sama sekali di tim dan tim sinkronisasi."
“Enggak ada, dari tim sinkronisasi enggak ada (pembahasan dengan Heriyanto),” kata Hasan di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2024) petang.
Hasan memastikan, pemangkasan anggaran makanan bergizi gratis menjadi Rp 7.500 per anak, hanyalah isu.
“Itu hanya pernyataan atau mungkin saja ide dari ekonom tersebut, bukan statement resmi dari tim,” tegas Hasan.
Fokus utama dari Prabowo dan Gibran, kata Hasan, adalah memberikan menu makanan yang sesuai standar kecukupan gizi.
“Jadi ukurannya adalah ketercukupan gizi. Ketercukupan gizi ini ditentukan oleh ahli gizi,” ujar Hasan.
Sampai saat ini, lanjut Hasan, dewan pakar Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran masih terus menghitung angka makan bergizi gratis.
Baca juga: Kata Gibran hingga Menko PMK soal Kabar Anggaran Makan Siang Gratis Dipangkas Jadi Rp7.500 per Orang
“Semua sedang dikaji dan diuji coba dengan sangat detail oleh Dewan Pakar. Sampai saat ini, belum ada angka tertentu yang menjadi patokan, sebab yang menjadi tolok ukur kami adalah ketercukupan gizi,” jelas Hasan.
Adapun besaran angka makan bergizi gratis berpotensi berbeda di setiap wilayah karena disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan dengan menu lokal tersebut.
“Di berbagai wilayah, untuk memenuhi standar gizi, jenis menunya berbeda-beda."
"Sesuai dengan ketersediaan bahan makanan dan jenis menu lokal di masing-masing tempat, dari sisi harga tentu juga akan berbeda-beda nilainya,” ucap Hasan.