Sidang Dugaan Pengkondisian Perkara, Gazalba Saleh dan Ahmad Riyadh Saling Bantah Soal Pertemuan
Ahmad Riyadh bersikukuh pernah bertemu dengan Gazalba Saleh di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persidangan lanjutan kasus dugaan korupsi Hakim Agung nonaktif, Gazalba Saleh diwarnai bantah-bantahan dengan saksi.
Saksi yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum KPK pada persidangan Senin (22/7/2024) ialah Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ahmad Riyadh, dan Penyidik KPK, Ganda Swastika.
Dalam hal ini, Riyadh merupakan konsultan hukum pengusaha Logam Mandiri Jaya bernama Jawahirul Fuad yang pada tingkat kasasi, perkaranya ditangani Gazalba Saleh.
Baca juga: Penyidik KPK Sebut Exco PSSI Ahmad Riyadh Plong Usai Jalani Pemeriksaan di Kasus Gazalba Saleh
Di persidangan kali ini, Gazalba sebagai terdakwa sempat diberikan kesempatan oleh Majelis Hakim untuk menanggapi keterangan dari para saksi.
Dalam tanggapannya, Gazalba membantah bertemu Riyadh di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Saya tidak pernah ketemu dengan saksi di Bandara Juanda Sidoarjo dan saya tidak pernah berada di Bandara Juanda di Bulan September 2022 tersebut," ujar Gazalba Saleh saat diberi kesempatan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.
Mendengar bantahan itu, Majelis Hakim kembali mengkonfirmaasi kepada Riyadh yang duduk di kursi saksi
Riyadh pun bersikukuh pernah bertemu Gazalba di bandara tersebut.
"Pernah ketemu di Juanda?" tanya Hakim Ketua, Fahzal Hendri kepada Riyadh.
"Seingat saya pernah, Yang Mulia," jawab Riyadh
Kemudian Gazalba juga membantah adanya pertemuan dengan interaksi intens di Hotel Sheraton Surabaya.
Saat itu keduanya memang sama-sama menghadiri acara pernikahan anak mantan Hakim Agung Abdul Latif.
Namun Gazalba mengklaim bahwa dirinya tidak bertemu Riyadh di sana.
"Saudara bantah juga bahwa soal saudara tidak pernah juga ketemu dengan Ahmad Riyadh di Hotel Sheraton?" tanya Hakim Fahzal kepada Gazalba.
Baca juga: Jaksa KPK Minta Ijin Hakim Selisik Peran Exco PSSI Ahmad Riyadh di Kasus Korupsi Gazalba Saleh
"Seingat saya ndak pernah ketemu," kata Gazalba.
Sementara Riyadh, mengaku bertemu Gazalba Saleh di acara tersebut.
"Saya tanya Ahmad Riyadh, saudara pernah ketemu ndak dengan si Gazalba Saleh di Hotel Sheraton?"
"Pernah," kata Riyadh.
Sebagai informasi, perkara yang menyeret Gazalba Saleh sebagai terdakwa ini berkaitan dengan penerimaan gratifikasi 18.000 dolar Singapura dari pihak berperkara, Jawahirul Fuad.
Jawahirul Fuad sendiri diketahui menggunakan jasa bantuan hukum Ahmad Riyad sebagai pengacara.
Selain itu, Gazalba Saleh juga didakwa menerima SGD 1.128.000, USD 181.100, dan Rp 9.429.600.000.
Baca juga: Sidang Kasus Gazalba Saleh, Exco PSSI Akui Bocorkan Susunan Majelis Hakim ke Pihak Beperkara
Jika ditotalkan, maka nilai penerimaan gratifikasi dan TPPU yang dilakukan Gazalba Saleh senilai Rp 25.914.133.305 (Dua puluh lima miliar lebih).
Penerimaan uang tersebut terkait dengan pengurusan perkara di lingkungan Mahkamah Agung.
"Bahwa terdakwa sebagai Hakim Agung Mahkamah Agung RI, dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, telah menerima gratifikasi sebesar 18.000 dolar Singapura sebagaimana dakwaan kesatu dan penerimaan lain berupa 1.128.000 dolar Singapura, 181.100 dolar Amerika serta Rp 9.429.600.000,00," kata jaksa KPK dalam dakwaannya.
Akibat perbuatannya, dia dijerat dakwaan primair: Pasal 12 B juncto Pasal 18 Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Dakwaan subsidair: Pasal 3 Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP.