Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Bubarnya Jamaah Islamiyah? Tokoh Senior Eks JI Beri Penjelasan

Bubarnya organisasi Jamaah Islamiyah pada akhir Juni itu memantik pendapat skeptis dan keraguan sebagian pihak.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Bubarnya Jamaah Islamiyah? Tokoh Senior Eks JI Beri Penjelasan
Tribunnews/Sigit Ariyanto
Tokoh senior Jamaah Islamiyah, Ustaz Abu Mahmudah alias Ustad Arief Siswanto. Ustaz Abu Mahmudah dalam wawancara khusus dengan Tribun mengatakan bahwa JI berangkat dari kejujuran. 

T : Tentu butuh pembuktian ya?

AM : Makanya selalu ada yang bilang, ini serius nggak, ini strategi saja, ada yang ragu, ini jangan-jangan taqiyah, ada pertanyaan datang dari banyak pihak. Tapi kami tidak ragu-ragu menjawab. Kami berangkat dari kejujuran, juga kejujuran berkomunikasi. Kalau ndak jujur kan ndak jadi teman toh…hehehehe.

T : Secara pribadi apa pandangan ustaz terhadap mereka yang melakukan aksi kekerasan di masa lalu?

AM : Itu kan persoalan ijtihadi ya. Jadi persoalan jihad yang dilakukan organisasi lain seperti Muhammadiyah dan NU, mengambil ijtihad kenegaraan, tapi kan ada pihak lain yang menganggap ini kurang syarii.

Jadi kalo kedua ijtihad ini dilakukan sepadan, tentu sah-sah saja. Tentu karena berjalannya waktu, oh pertumpahan darah kaum muslimin, bangsa tercabik, ini jadi tersia-siakan. Kan begitu.

Ada satu pengalaman berharga dalam sejarah. Dulu setelah Ali bin Abu Thalib dibunuh orang khawarij, Hasan bin Ali jadi khalifah berikutya, yang konflik sejatinya sesungguhnya dengan Muawiyyah.

Hanya karena Ali dan Muawiyyah berdamai di Sifin, orang khawarij tidak terima, sehingga Ali dibunuh. Muawiyyah akan dibunuh juga tapi gagal.

BERITA TERKAIT

Hasan sebagai pengganti Ali lalu melakukan perdamaian dengan Muawiyah. Hasan berdamai karena melihat darah kaum muslimin tumpah di mana-mana.

Makanya ketika terjadi perdamaian itu para ulama melihat amuljamaah, kembali bersatunya kaum muslimin dari jamaah Muawiyyah di Damaskus dengan jamaah Ali bin Abu Tholib dan Hasan bin Ali Abu Tholib. Di sinilah beliau dipuji.

Artinya, kadang bentuk perdamaian melihat pada apa yang menimpa umat. Kita mengambil itibar dari kejadian itu.

Jangan anak bangsa ini terus menerus, kalaulah ini dianggap ijtihad, terbukti friksi terjadi, luka seperti itu, ini harus diakhiri. Jangan sampai kemudian umat muslim dianggap masih punya masalah dengan negaranya.(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas