Megawati Sebut Praktik Hukum Indonesia bak Goyang Poco-poco
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai, praktik hukum di Indonesia seperti goyang poco-poco.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden kelima sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai, praktik hukum di Indonesia seperti goyang poco-poco.
Hal ini disampaikan Megawati ketika menjadi pembicara pada hari kedua Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perindo 2024 di iNews Tower, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Awalnya, Megawati mengungkit serangan kantor DPP PDIP pada 27 Juli 1996 atau yang dikenal dengan sebutan Kudatuli.
Dia menjelaskan, hingga kini pemerintah belum bisa mengungkap tabir peristiwa Kudatuli.
"Jadi bayangkan dari tahun berapa sampai sekarang ya seperti tidak dibuka-buka dan ini lah juga yang menurut saya masalah hukum kita akibat kita sendiri tidak punya daya juang bahwa negara ini memang dibangun secara hukum," kata Megawati di lokasi.
Karenanya, Megawati menilai praktik hukum di Indonesia seperti goyang poco-poco. Terlebih, tak ada lagi yang berani bersuara.
"Tetapi kalau kita lihat sekarang hukum kita menurut saya poco-poco, coba bayangkan. Dan orang sekarang kelihatannya tidak bisa ngomong seperti saya," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, dia juga geram atas dipanggilnya Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto oleh aparat penegak hukum belakangan ini.
Megawati menegaskan, dirinya akan mendatangi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo jika Hasto ditangkap.
Megawati mengaku sudah meminta Hasto agar tak takut jika dipanggil aparat penegak hukum.
"Sudah enggak usah takut, kalau kamu (Hasto) diambil, aku pergi ke Kapolri," ucap Megawati.
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini mengaku ingin mendengar langsung pernyataan Kapolri.
"Coba pingin apa ngomong sih Kapolri itu. Lho iya lah. Enak saja," ujar Megawati.
Megawati mengaku sangat heran lantaran kader PDIP kerap dipanggil aparat penegak hukum.
"Coba pikir, coba kalau bisa. Tapi mau ngambil saya pada enggak berani. Jadi yang seserannya di sekeliling saya gitu lho," ungkapnya.