Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Petinju Amatir Jadi Taruni Akpol: Ayah Ibu Tak Bayar Sepeserpun

Motivasinya menjadi Taruni Akpol bulat dan tak muluk-muluk: ingin memperoleh pendidikan gratis agar tak jadi beban orang tua.

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Kisah Petinju Amatir Jadi Taruni Akpol: Ayah Ibu Tak Bayar Sepeserpun
H/O
Calon Taruni Akpol Regina Anugerahanni Rosari alias Regina. Dia dinyatakan lolos menjadi Taruni Akademi Kepolisan (Akpol) 2024 asal pengiriman Polda Lampung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjuangan Regina Anugerahanni Rosari, petinju amatir asal Lampung akhirnya berbuah manis.

Dia dinyatakan lolos menjadi Taruni Akademi Kepolisan (Akpol) 2024 asal pengiriman Polda Lampung.

Baca juga: Ingin Mengabdi Pada Masyarakat Membuat Catar Akpol Asal Lampung Ini Tak Putus Asa Meski 2 Kali Gagal




Jatuh bangun harus dirasakannya, sebab dua kali gagal.

Tahun pertamanya mencoba seleksi Akpol, dia menempati peringkat ketiga di daerah asalnya. Kemudian pada tahun kedua, dia meraih peringkat kedua. Barulah pada tahun kedia mengikuti seleksi, dia menempati peringkat pertama.

Baca juga: Viral Calon Taruna Akpol Mayoritas Anak Pejabat Kepolisian, Polda NTT: Anak Siapapun Berhak Daftar

"Saya mencoba tiga kali. Tahun pertama saya ranking 3, tahun kedua saya ranking 2, dan ini tahun ketiga saya ranking 1 panitia daerah, Puji Tuhan," kata Regina sebagaimana tertera pada rilis resmi SDM Polri, Minggu (4/8/2024).

Motivasinya menjadi Taruni Akpol bulat dan tak muluk-muluk: ingin memperoleh pendidikan gratis agar tak jadi beban orang tua.

BERITA TERKAIT

"Saya ingin mendapat pendidikan gratis sehingga tidak lagi membebani orang tua terkait dengan biaya pendidikan dan biaya sehari-hari selama pendidikan. Saya juga ingin punya pekerjaan yang tetap," ujarnya.

Alih-alih terpuruk, kegagalan dua kali justru menjadi cambuk bagi Regina untuk melipat gandakan usahanya.

Porsi latihan fisik dan akademik terus ditambahnya.

"Belajarnya lebih banyak lagi, terus lebih banyakin variasi soal latihan. Sama jasmaninya tuh setiap hari, pagi lari, sore renang," kata Regina dalam Podcast SSDM Polri pada Jumat (2/8/2024).

Baca juga: Mabes Polri Didemo usai Viral Catar Akpol Polda NTT Mayoritas Bukan Putra Daerah, Tuntut Investigasi

Tak hanya hasil latihan, Regina juga membawa bekal prestasi selama proses seleksi menjadi taruni.

Saat ditanya oleh penguji, Regin menjawab bahwa prestasinya ialah juara menulis dan tinju amatir tingkat provinsi.

"Waktu ditanya prestasi, aku bilangnya juara 1 lomba nulis surat untuk gubernur waktu itu dalam rangka bulan bahasa. Sama yang disuruh tampilin sama jenderalnya kejuaraan tinju. Aku waktu itu dapat medali emas kejuaran tinju amatir tingkat Provinsi Lampung dalam rangka penghargaan provinsi," ujarnya.

Seleksi masuk Akpol sendiri dinilai Regin sudah transparan karena banyak memanfaatkan teknologi.

Di antaranya saat tes jasmani yang menggunakan sensor.

"Kemarin itu jasmani semuanya sudah pakai sensor semua, menurut saya ini bagus, itu ke itu berlaku untuk semua peserta. Dan sebelum tes pakai alat, selalu ada gladi bersihnya untuk kita. Lalu saat CAT, soalnya diacak dan nilainya langsung muncul setelah selesai," katanya.

Baca juga: 13 Daftar Alumni Akpol 91 Baru Saja Purnatugas, Seangkatan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit 

Transparansi itu ternyata menambah motivasi Regin untuk terus mencoba, mengingat dirinya berasal dari keluarga sederhana yang tidak mampu jika harus mengeluarkan bayaran-bayaran.

"Kalau saya mengalami, tidak akan saya mau berusaha sampai tiga kali seleksi Akpol," katanya.

"Ayah saya dulu satpam, tapi pensiun jadi satpam, sekarang kerja di pabrik pakan udang. Kalau ibu saya pedagang sembako di pasar, toko biasa, toko kecil," katanya lagi.

Proses seleksi yang transparan juga disyukuri oleh ibunda Regin, Nila.

Menurutnya, dia yang hanya seorang pedagang sembako takkan mampu jika harus membayar.

"Puji Tuhan karena ini proses transparan, makanya Regin maju, maju terus. Ditanya habis berapa M (miliar rupiah-red). Lah wong saya saja tukang warung, wong Rp 500 perak, Rp 1000 perak saja saya pungut ibaratnya," kata Nila.

Tak hanya Nila, Handoko sebagai ayah Regin juga kerap ditanyai orang di sekitarnya soal biaya yang dikeluarkan sehingga Regin lolos seleksi Akpol.

Baca juga: Diaspora Lembata Sedunia Minta Kapolri Bentuk Tim Investigasi Hasil Seleksi Casis Akpol di Polda NTT

Dia dengan yakin berujar bahwa tak ada biaya yang dikeluarkan untuk Regin seleksi Akpol

Handoko bahkan meminta bantuan Ketua RT untuk memotivasi anak-anak muda di lingkungannya.

"Bahkan ketika Pak RT datang ke rumah saya, menyampaikan surat Pemilu, itu sempat bertanya, 'Habis banyak Pak Handoko?' pakai bahasa lokal. Ya saya bilang, 'Pak sekalian saja saya mau titip ke bapak selaku pamong di sini, sampaikan ke warga sekitar sini karena banyak anak-anak yang berpotensi. Karena soal Regina, tidak sedikit pun kami mengeluarkan biaya,'" ujar Handoko.

Kisah perjuangan Regin ini hanyalah satu dari ratusan taruna-taruni Akpol yang lolos pada tahun 2024.

Total ada 325 taruna-taruni Akpol yang diterima pada tahun 2024 ini.

"Dari jumlah 490 sampai dengan tes akhir ini, tahun ini kita akan menerima 325 taruna dan taruni," ucap Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo saat memberikan sambutan di Auditorium Cendekia Akpol, Jawa Tengah, Minggu (28/7/2024).

Dari total 325 catar yang dinyatakan lolos, Dedi menyebutkan ada 284 taruna dan 41 taruni.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas