Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agus Rahardjo Nilai KPK Berada di Titik Nadir, Ungkit Periode Kedua Pemerintahan Jokowi

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo menilai instansi yang sempat dipimpinnya kini berada di titik nadir.

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Agus Rahardjo Nilai KPK Berada di Titik Nadir, Ungkit Periode Kedua Pemerintahan Jokowi
Tribunnews.com/ Ashri Fadilla
Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo dalam acara diskusi oleh Indonesian Corruption Watch (ICW) bertajuk Menakar Kerja Pansel KPK 2024: Menguatkan atau Memperlemah Pemberantasan Korupsi di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (9/8/2024) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo menilai instansi yang sempat dipimpinnya kini berada di titik nadir.

Menurut Agus, kondisi tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah Presiden Jokowi.

"(KPK) Memang sekarang ini dalam titik nadir. Nah titik nadir itu tidak kalah pentingnya juga peran dari pemerintah yang perlu juga kita salahkan," kata Agus dalam acara diskusi oleh Indonesian Corruption Watch (ICW) bertajuk Menakar Kerja Pansel KPK 2024: Menguatkan atau Memperlemah Pemberantasan Korupsi, Jumat (9/8/2024) di kawasan Tebet, Jakarta.

Menurut Agus Rahardjo, KPK mulai lemah sejak periode kedua Presiden Jokowi.

Hal itu ditandai tak adanya konsultasi dengan KPK terkait pemilihan menteri.

Baca juga: KPK Respons Hakim Agung Gazalba Saleh Kirim Pesan ke Wadirut RSUD Pasar Minggu dari Dalam Sel

"Waktu periode kedua kan yang dilakukan tidak seperti periode pertama. Kalau dulu periode pertama milih menteri pernah berkonsultasi dengan KPK, yang periode kedua sama sekali enggak," ujar Agus.

BERITA TERKAIT

Agus pun menilai KPK makin lemah sejak adanya revisi Undang-Undang KPK yang mengakibatkan hilangnya dukungan civil society.

Bahkan saat itu sampai muncul isu bahwa KPK merupakan sarang taliban.

"KPK diisukan sebagai sarangnya taliban. Enggak ada civil society yang dukung gara-gara KPK sarang taliban. Padahal kalau kita lihat kan hanya 12 orang yang pakaiannya dari 1.600 orang, enggak mungkinlah itu sarangnya taliban," katanya.

Menurut Agus, untuk menguatkan kembali posisi KPK dalam pemberantasan korupsi, pemilihan calon pimpinan untuk periode ke depan menjadi krusial menurut Agus.

Baca juga: KPK Kulik Keseharian Sopir Tersangka Korupsi Lahan Sekitar JTTS yang Dilaksanakan Hutama Karya

Proses seleksi Capim KPK yang berkualitas mesti dilakukan untuk mengembalikan marwah KPK sebagai koordinator penegakan hukum, khususnya di bidang tindak pidana korupsi.

"Saya sangat berharap, fungsi sebagai koordinator betul-betul ditegakkan. Kalau itu ditegakkan, insyaAllah KPK akan disegani lagi," kata Agus.

Agus menilai para peserta seleksi Capim KPK harus diperhatikan betul track recordnya untuk memastikan lahirnya Pimpinan KPK yang dapat menguatkan kembali KPK.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas