Bahlil Jadi Ketua Umum, Idrus Yakin Airlangga Tetap Diakomodir DPP Golkar dan Kabinet Prabowo-Gibran
Ketua Dewan Pembina Bapilu Partai Golkar Idrus Marham menjelaskan pengunduran diri Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Partai Golkar adalah hal biasa.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Bapilu Partai Golkar Idrus Marham menjelaskan pengunduran diri Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Partai Golkar adalah hal yang biasa.
Sebagai Sekjen di masa kepemimpinan Aburizal Bakrie dan Setya Novanto, Idrus menjelaskan banyak hal sudah dilalui partai berlambang pohon beringin ini.
"2014 ada dualisme, ada Munas Ancol dan Bali, pada waktu itu ada masalah, kami menjalani tiga proses hukum. Artinya kami semua menangkan dan jalani, justru ARB waktu itu dengan suara yang luar biasa saya akan melakukan munaslub, sama dengan ini (Airlangga mundur)," kata Idrus dalam wawancara di Kompas TV, Selasa (13/8/2024) sore.
Untuk itu Idrus yakin seperti yang diungkapkan, langkah Airlangga mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golkar adalah demi menjaga keutuhan dan kondusifitas partai
"Saya yakin desain kepengurusan Golkar ke depan ini tetap Airlangga ada di situ. Apakah Dewan Pembina atau Dewan Penasihat. Di Kabinet juga saya yakin, jika Bahlil jadi ketum, pasti tetap Airlangga akan diakomodasi di kabinet Prabowo-Gibran," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya Airlangga telah resmi menyatakan mundur dari jabatan Ketum Partai Golkar.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga, Minggu (11/8/2024), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Pihaknya juga menjelaskan pengunduran dirinya sebagai Ketum Golkar terhitung sejak Sabtu (10/8/2024).
Soal alasan mundur, Airlangga mengatakan dirinya ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Selanjutnya, sebagai partai besar yang matang dan dewasa, DPP Partai Golkar segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART organisasi yang berlaku," ujar Airlangga dalam video yang sama.
DPP Partai Golkar Hormati Keputusan Airlangga
DPP Partai Golkar menghormati keputusan Airlangga yang pilih mundur sebagai Ketum Golkar.
Hal itu dikatakan DPP Golkar dalam konferensi pers terkait mundurnya Airlangga Hartarto.
Konferensi pers tersebut dihadiri oleh Ketua DPP Golkar Meutya Hafid dan Ace Hasan Syadzily, serta Waketum Golkar Adies Kadir dan Ahmad Doli Kurnia.
Dalam konferensi pers tersebut, Partai Golkar menghormati keputusan Airlangga mundur dari kursi Ketua Umum.
DPP akan menggelar rapat pleno membahas pengunduran diri tersebut sekaligus menunjuk pelaksana tugas Ketua Umum Golkar pada Selasa (13/8/2024).
DPP Golkar memastikan pengunduran diri Airlangga murni keputusan pribadi dan tanpa paksaan pihak manapun.
Baca juga: Idrus Marham Sebut Pengurus 34 DPD Provinsi Dukung Bahlil Lahadalia Jadi Ketua Umum Golkar
DPP Golkar gelar rapat pleno
Partai Golkar menggelar rapat pleno pascamundurnya Airlangga Hartarto dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Selasa (13/8/2024) malam.
Ketua DPP Partai Golkar, Meutya Hafid menjelaskan, rapat pleno ini digelar dengan musyawarah mufakat untuk menindaklanjuti pengunduran diri Airlangga.
"Sehubungan dengan keputusan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk mundur yang telah disampaikan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024, maka DPP Partai Golkar akan menggelar rapat pleno pada Selasa, 13 Agustus pukul 19.00 WIB, dengan semangat musyawarah mufakat," ujar Meutya Hafid dalam keterangannya, Senin (12/8/2024).
Meutya menyatakan dalam rapat pleno nanti akan ada tiga hal yang menjadi pembahasan utama.
"Rapat pleno akan fokus pada agenda pembacaan surat pengunduran diri Ketua Umum Airlangga Hartarto sekaligus penentuan Plt Ketum, penentuan jadwal Rapimnas, dan penentuan jadwal Munaslub," terangnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Adies Kadir menyatakan seluruh wakil ketua umum memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi plt.
"Kalau ditanya siapa yang akan menggantikan, semua wakil-wakil ketua umum mempunyai peluang untuk menggantikan posisi Pak Airlangga sebagai Plt," ucap Adies, dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/8/2024).
Adies juga menjelaskan dalam AD/ART Golkar tidak disebutkan Plt harus diisi oleh orang tertentu jika ketua umum mengundurkan diri.
Namun ia menyatakan, pemilihan Plt ini nantinya tergantung pada keputusan dalam rapat pleno yang akan dilaksanakan.
"Jadi kalau ada yang menyampaikan harus wakil ketua A, atau Wakil Ketua Umum B, dalam AD/ART tidak disebutkan harus siapa tapi semua wakil ketua umum mempunyai kesempatan untuk maju sebagai Plt."
"Tapi itu semua tergantung keputusan rapat pleno yang akan dilakukan dalam waktu dekat," katanya melanjutkan.
Adies juga mengatakan, Plt Ketum Golkar yang terpilih akan memimpin Golkar hingga Musyawarah Nasional (Munas) digelar.
"Kalau secara konstitusi mestinya Plt bisa mengawal sampai dengan proses Munas, kita akan melihat nanti bagaimana dinamika Partai Golkar dalam rapat pleno tersebut," tuturnya.
Baca juga: Tunjukan SK, Idrus Marham: Bahlil Lahadalia Memenuhi Syarat Jadi Ketua Umum Golkar
Adapun daftar Waketum Partai Golkar yang bisa gantikan Airlangga berdasarkan susunan kepengurusan DPP Golkar yakni sebagai berikut:
- Waketum Madya, Bambang Soesatyo
- Waketum Bidang Perekonomian, Agus Gumiwang K
- Waketum Bidang Hukum, Adies Kadir
- Waketum Bidang Kepartaian, Kahar Muzakir
- Waketum Bidang Pratama, Nurdin Halid
- Waketum Bidang Hubungan Kelembagaan, Melchias Markus Mekeng
- Waketum Bidang PP, Ahmad Doli Kurnia
- Waketum Bidang Badan Bencana Alam, Firman Soebagyo
- Waketum Bidang Penggalangan Strategis, Erwin Aksa
- Waketum Bidang Kesejahteraan Rakyat, Hetifah Sjaifudian
- Waketum Bidang Komunikasi dan Informasi, Nurul Arifin
- Waketum Bidang Penggalangan Pemilih, Ridwan Kamil. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.