Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Ridwan Hisjam: Kalau Takut Masuk Penjara Jangan Jadi Ketum Golkar

"...Jadi ojo wani-wani. Simbol Golkar itu jujur,” tegasnya. “Kalau takut di penjara jangan jadi Ketua Umum,” jelasnya.

Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam mengatakan terlambat keputusan Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum partai berlambang pohon beringin itu.

Ridwan Hisjam menyebut, dirinya sejak Juli 2023 lalu mendesak Airlangga agar mundur dari Ketua Umum Golkar.

"Tidak kaget (Airlangga mundur-red)."

"Wes wayahe (sudah saatnya)."

"Setahun lalu (harusnya mundur-red), ket mbiyen mustine (dari dulu seharusnya-red), kok baru sekarang," ujar Ridwan Hisjam saat sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Palmerah, Jakarta, Senin (12/8/2024).

Dia beralasan, Golkar tak lagi menjadi partai demokratis, terbuka, dan manajemen pengelolaannya tidak modern.

Menurut dia, Airlangga juga tak menjalankan keputusan musyawarah nasional (Munas) Golkar tahun 2019, yakni Airlangga maju sebagai calon presiden 2024.

BERITA REKOMENDASI

Malah, kata dia, Airlangga membuat keputusan lain yang instansi pengambilan keputusannya tidak sesuai dengan keputusan Munas, yaitu Rapim.

Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2024). Dalam wawancara tersebut, Ridwan Hisjam banyak membahas tentang keadaan Partai Golkar selama dipimpin Airlangga Hartarto. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2024). Dalam wawancara tersebut, Ridwan Hisjam banyak membahas tentang keadaan Partai Golkar selama dipimpin Airlangga Hartarto. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN (TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN)

Ridwan Hisjam juga mengkritisi pengelolaan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga yang dinilai tertutup.

"Kenapa saya tidak terkejut?"

"Karena ada satu kuncinya, yaitu paradigma Golkar yang baru tadi itu,"

“Jadi kalau wani-wani yo. Ojo wani gak wani. Saya gak usah jelasin contohnya apa. Banyak contoh-contohnya,” ucapnya.


Menurutnya, mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tajung telah melakukannya menghadapi meskipun tersandera kasus Buloggate.

Ridwan Hisjam menyebut Akbar Tanjung berani terus sampai detik terakhir meskipun masuk pengadilan lalu Mahkamah Agung hingga di penjara.

Hasilnya Golkar menang suara pemilu terbanyak Pemilu 2004.

“Kalau separuh-separuh membulet deh. Membulet iki. Nah ini dia (Airlangga) kena santap sendiri. "

"Dari proses kemandirian partai Golkar. Paradigma baru Golkar iki mas, tidak asal-asal loh mas. Melalui proses meditasi loh mas. Jadi ojo wani-wani. Simbol Golkar itu jujur,” tegasnya.

“Kalau takut di penjara jangan jadi Ketua Umum,” jelasnya.

Jokowi Bagus Pimpin Golkar Ke Depan

Ridwan Hisyam kembali menyerukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai sosok yang layak melanjutkan kepemimpinan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Hal ini menyusul Airlangga Hartarto yang telah menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Golkar.

Mulanya, Ridwan ditanya soal sosok yang bagus untuk memimpin Partai Golkar pascapengunduran diri Airlangga sebagai Ketua Umum.

Dia menyebut sosok Jokowi yang merupakan kader yang layak memimpin Golkar ke depan.

"Saya sudah bicara mulai dari awal, tidak ada kader yang lebih baik daripada Jokowi," kata Ridwan.

Ridwan pun mengulas soal Jokowi yang sebenarnya adalah kader Partai Golkar.

"Buktinya sejak 1997, yang namanya Jokowi itu sudah kader Golkar orde baru, Saya waktu itu Ketua Umum HIPMI tahun 1990-1995 H, habis itu Ketua Real Estate. Jokowi itu HIPMI Di Solo, Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Asmindo Solo Raya 1997-2002. Tidak ada ketua organisasi zaman itu kalau bukan Golkar," ungkapnya.

Dia pun mengatakan tidak ada kesulitan jika Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar.

Sebab, Ridwan menyebut Partai Golkar merupakan Partai terbuka.

"Jangan dipermasalahkan di Golkar. Golkar ini partai terbuka, siapapun asal dia pegang yang ada persyaratan PDLT (aspek Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela)," kata Ridwan.

Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar ini juga menilai, bahwa Jokowi memenuhi aspek prestasi dan dedikasi kepada bangsa dan negara.

"Siapa yang gak mengakui prestasinya Jokowi, Wali Kota Solo 2 periode, Gubernur, jadi Presiden 2 periode. Perstasi, dedikasi tidak perlu diragukan kepada Bangsa, dan loyalitas," jelasnya.

Saksikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas