Respons Pengamat soal Bahlil Sebut Raja Jawa: Hanya Bahlil dan Tuhan yang Tahu
Pengamat politik Adi Prayitno tanggapi soal Raja Jawa yang disebut oleh Bahlil Lahadalia pada Munas Golkar ke-11.
Penulis: tribunsolo
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia mengenai Raja Jawa.
Adi Prayitno mengatakan, sosok Raja Jawa yang dimaksudkan oleh Bahlil hanya diketahui oleh Bahlil dan Tuhan.
“Hanya Bahlil dan Tuhan saja sebenarnya yang tahu, siapa sebenarnya yang disebut dengan Raja Jawa,” kata Adi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (23/8/2024).
Menurutnya, penyebutan Raja Jawa tersebut tertuju pada penguasa Indonesia saat ini.
Yakni mengarah pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau pemimpin selanjutnya yaitu Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Kalau mau jujur, sebenarnya publik mendefinisikan Raja Jawa itu adalah konotasinya presiden terpilih atau presiden saat ini yang sedang berkuasa, karena mayoritas yang menjadi presiden adalah berasal dari Jawa,” tambahnya.
Adi menyebut hal itu merupakan peringatan yang disampaikan oleh Bahlil secara terbuka di depan seluruh kader Partai Golkar pada saat musyawarah nasional (Munas).
Ia pun menganggap hal itu sebagai bentuk ancaman kepada para kadernya agar tidak resisten terhadap pemerintah.
Lebih lanjut, ia mengatakan DNA politik Golkar merupakan bagian dari kekuasaan.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Idrus Marham membela Bahlil Lahadalia.
Ia mengatakan hal yang disampaikan oleh Bahlil merupakan guyonan politik belaka dan bukan sikap politik.
Baca juga: Tawa Megawati hingga Respons Singkat Sultan HB X soal Raja Jawa yang Disebut Bahlil di Munas Golkar
"Harus dibedakan sebuah pernyataan politik dengan guyonan politik. Jadi guyonan politik bukan pernyataan politik, pernyataan politik itu adalah sikap."
"Kalau guyonan politik kan kamu bicara masalah ini, apalagi Pak Jokowi dianggap Raja Jawa," kata Idrus kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Menurutnya, pernyataan Bahlil tersebut tentang program kerja Partai Golkar agar tidak dianggap main-main oleh para kader partai, namun diungkapkan dengan guyonan.
"Karena memang salah satu tema sentral yang disampaikan di dalam pidatonya itu adalah merespons isu-isu yang berkembang, jadi ya yang dimunculkan dalam masyarakat, maka dia juga menanggapinya dengan suatu guyonan-guyonan politik," ucap Idrus.