Literasi dan Inklusi Keuangan Jadi Kunci Peningkatan Likuiditas bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menuturkan bahwa literasi dan inklusi keuangan menjadi kunci peningkatan likuiditas
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka pemerataan literasi dan inklusi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan).
Inisiasi ini diluncurkan dalam rangka Hari Indonesia Menabung di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat yang turut dihadiri oleh Direktur Utama PNM Arief Mulyadi sebagai narasumber.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menuturkan bahwa literasi dan inklusi keuangan menjadi kunci peningkatan likuiditas, pendalaman pasar dan penyaluran pembiayaan untuk memberikan daya angkut bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Oleh karena itu, OJK mengajak berbagai pihak untuk bekerja sama menyukseskan program tersebut.
“Kami akan mengorkestrasi gerakan nasional yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan yang disebut dengan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan atau (GENCARKAN)," ujar Mahendra, Senin (26/8/2024).
Kolaborasi aktif tentunya akan mempercepat tercapainya tujuan besar dari program Gencarkan. Mendorong akses kredit UMKM agar mampu melawan rentenir dan mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh satu pertiga kelompok penyandang disabilitas.
“Kami berharap indeks inklusi keuangan nasional dapat mencapai 98 persen pada perayaan Indonesia Emas pada tahun 2045,” sambungnya.
Sebagai lembaga keuangan non-bank yang fokus memberdayakan pelaku usaha ultra mikro, Arief turut mendukung inisiatif baik tersebut. Baginya sebuah anugerah dapat berpartisipasi dalam program besutan OJK ini.
Sekretaris Perusahaan PNM, L. Dodot Patria Ary menyatakan kesiapannya dalam menudukung penuh literasi dan inklusi keuangan pada kelompok subsisten sesuai dengan target nasabah PNM.
Peningkatan literasi keuangan ini sejalan dengan modal yang diberikan, selain modal finansial untuk pengembangan usaha. Apalagi mayoritas nasabah Mekaar belum bankable.
“Ibu-ibu prasejahtera nasabah PNM Mekaar akan mampu bersaing dan lebih produktif jika kompetensi mereka juga naik. Sudah menjadi komitmen kami memberikan literasi dan inklusi keuangan sebagai bagian dari pemberian tiga modal yaitu finansial, intelektual dan sosial," jelas Dodot.
Dodot juga menyatakan adanya potensi efek ganda dalam pemberian literasi keuangan bagi nasabah.
“Fakta lainnya, dari 16 juta ibu yang saat ini aktif tergabung sebagai nasabah, rata-rata punya satu anak sehingga minimal ada 16 juta anak yang juga teredukasi untuk literasi keuangan,” pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.