Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Contoh Teks Khutbah Jumat, 30 Agustus 2024: Kedermawanan dalam Islam

Simak inilah contoh teks khutbah Jumat yang berjudul "Kedermawanan dalam Islam" yang dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada 30 Agustus 2024.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Contoh Teks Khutbah Jumat, 30 Agustus 2024: Kedermawanan dalam Islam
Kolase Tribunnews.com/Canva
Khutbah Jumat - Inilah contoh teks khutbah Jumat yang berjudul "Kedermawanan dalam Islam" yang dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada 30 Agustus 2024. 

“…(Demikian) agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu…”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Islam tidak menghendaki penumpukan harta terhadap sekelompok orang, sehingga menyebabkan sebagian orang yang lainnya terjerat dalam kemiskinan. Ayat tersebut juga memberikan pemahaman bahwa di dalam harta orang kaya juga terdapat harta orang miskin, sehingga disyariatkanlah zakat, infaq, dan sadaqah sebagai upaya memberikan jalan beredarnya harta di tengah masyarakat. Sebaliknya potret mereka yang sombong dan merasa hartanya adalah kepemilikannya pribadi juga diabadikan dalam Al-Quran melalui sosok Qarun yang pada akhirnya dikubur hidup-hidup bersama harta yang disombongkannya. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surat Al-Qashash ayat 78:

"Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka."




Karenanya kita dapat merefleksikan kembali pada diri ini. Adakah keengganan untuk mengeluarkan harta di jalan kebaikan karena kecintaan yang berlebih pada materi? Jika jawabannya iya, maka patut diwaspadai bisa jadi kita adalah penerus Qarun di era modern saat ini. Naudzubillah min dzalik

Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Sifat kedermawanan dalam Islam tidak semata berkaitan dengan aspek keduniaan. Kita dapat belajar dari satu surat pendek yang sudah dihafal sejak masih kecil, yaitu surat Al-Ma’un. Allah Swt berfirman:

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin".

Jika kita perhatikan, surat Al-Maun diawali dengan bentuk pertanyaan, yang bertujuan menggugah hati dan pikiran mitra bicara agar memerhatikan kandungan pembicaraan yang akan disampaikan. Hal ini menunjukkan gaya bahasa (balaghah) Al-Quran yang mendalam sebagaimana diungkapkan Imam Ali al-Shabuni dalam tafsirnya Shafwah al-Tafasir:

BERITA TERKAIT

"Pertanyaan yang bermaksud menarik perhatian pendengar sehingga menghayati dan merenungi berita yang disampaikan”.

Masih pada ayat pertama, kita menemukan kata al-din yang dirangkaikan dengan kata yukazzibu. Kata al-din dari segi bahasa antara lain berarti agama, kepatuhan dan pembalasan. Namun, dalam ayat tersebut dimaknai oleh sebagian ulama dengan embalasan. Pendapat ini didukung oleh pengamatan yang menunjukkan bahwa di dalam Al-Quran, bila menggandengkan kata al-din dan yukazzibu konteksnya ialah pengingkaran kepada hari kiamat.

Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, segala bentuk kegiatan manusia, haruslah dalam rangka kehidupan setelah kiamat kelak, termasuk pengelolaan harta. Tetapi, ada saja sekelompok manusia yang tidak percaya dengan hari kiamat, sehingga di dunia mereka melakukan hal-hal yang buruk, yaitu dijelaskan pada ayat selanjutnya.

Ayat kedua dan ketiga, ayat ini menggabungkan kedua hal, yaitu (1) tidak memiliki kasih sayang kepada anak-anak yatim dan (2) tidak menyuruh untuk kasih sayang kepada orang lain. Kedua hal tersebut dilarang oleh Islam. Mafhum mukhalafah-nya, Islam mendorong kita untuk mencintai anak yatim dan membantu orang lain yang kesusahan. Karenanya Surat Al-Ma’un ini dapat menjadi basis teologis umat Islam agar terdorong untuk berderma. Surat ini adalah cerminan bahwa ajaran Islam tidak memisahkan upacara ritual dan ibadah sosial atau membiarkannya berjalan sendiri-sendiri.

Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Mengakhiri khutbah Jumat pertama ini, mari kita renungkan bersama hadis Nabi Muhammad saw. berikut:

“Orang yang dermawan dekat dengan Allah Swt., dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah Swt., jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. Orang jahil yang dermawan lebih disukai Allah daripada ahli ibadah yang kikir” (H.R. Tirmidzi).

Semoga kita dapat termasuk golongan orang-orang yang rajin membantu saudaranya. Dermawan dan tidak kikir dengan harta, serta senantiasa diberikan rezeki yang halal nan berkah. Sehingga dengan harta yang ada, dapat menuntun kita menuju surga-Nya.

Khutbah Kedua

احمْدُ اللَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى وَأَصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَشْهَدُ أَنْ لَّا إله إلا الله وحده لا شريكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي تَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيَّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ عَظِيمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى تَبِيْهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمد كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِينَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاء مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِع بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالخُيْرَاتِ ربَّنَا اغْفِرْ وَارْحَمْ وأنت خير الراحمين. ربنا لا تواجدنا إن نسينا أو أخطائه، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ علَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الكافرين اللهم أصلح ولاة أمورنا، اللهم وفقهم لما فيه صلاحهم وصلاح الإسلام والْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ على القيام بمهامهم كما أمرتهم يا ربَّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ أَبْعِدُ عَنْهُمْ بِطَانَة السَّوْءِ وَالْمُفْسِدِينَ وَقَرَّبُ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الخير والناصحين يا رب العالمين ربنا أنها في الدنيا حسنة وفي الآخرة حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإنشاء دين القرى وينهى عن الفحشاء والشكر والبغي يعظكم لعلكم

تذكرون والذكروا الله العظيم بالكركم والمكروا على نعمه بركة واسألوه من فضله يعطكُم ولذكر الله أكبر

Link naskah khutbah (download)

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas