Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Pernyataan Paus Fransiskus: Sapa Prabowo, Terpukau dengan Indonesia, dan Ucapkan Syukur soal Anak

Inilah 7 pernyataan Paus Fransiskus dalam upacara sambutan di Istana Kepresidenan Jakarta.

Penulis: tribunsolo
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in 7 Pernyataan Paus Fransiskus: Sapa Prabowo, Terpukau dengan Indonesia, dan Ucapkan Syukur soal Anak
Dok. Instagram/@prabowo
Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto saat menyambut Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, Paus Fransiskus telah tiba di Indonesia pada Selasa (3/9/2024).

Kunjungan tersebut dalam rangka Perjalanan Apostolik ke Kawasan Asia Tenggara-Oseania, termasuk Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Di Indonesia, Paus akan melakukan kunjungan apostolik selama empat hari, yakni pada 3-6 September 2024.

Sebagai informasi, perjalanan apostolik merupakan kunjungan resmi yang dilakukan Paus ke berbagai negara atau daerah di dunia.

Bertujuan untuk melaksanakan misi pastoral dan menyebarkan pesan-pesan keagamaan, terutama pada umat Katolik.

Berikut 7 pernyataan Paus Fransiskus dalam upacara sambutan di Istana Kepresidenan, dirangkum oleh Tribunnews, Rabu (4/9/2024).

1. Sampaikan Salam Hangat ke Prabowo Subianto

BERITA REKOMENDASI

Kepala negara Kota Vatikan, Paus Fransiskus menyampaikan salam hangat kepada Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.

"Saya mengucapkan salam hangat kepada Presiden terpilih untuk masa tugas pelayanan Anda di Indonesia," kata Paus Fransiskus dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (4/9/2024).

"Sebuah negara kepulauan yang luas, yang terdiri atas ribuan pulau yang dikelilingi laut yang menghubungkan Asia-Oseania," lanjutnya.

Sebelumnya, Paus sempat terkesan dahulu dengan sambutan yang diberikan oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Baca juga: Ini Penampakan Kantong Parkir Misa Paus di Aldiron dan Gedung SMESCO, Bisa Tampung 400 Bus

2. Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi


Di kesempatan yang sama, Paus pun tak lupa menyampaikan terima kasih atas undangan yang diberikan oleh Jokowi.

Dilansir Kompas.com, Paus memberikan apresiasi atas sambutan Jokowi dan masyarakat yang ramah pada dirinya.

"Dengan sepenuh hati saya berterima kasih kepada Anda, Bapak Presiden," kata Paus.

Sementara itu, presiden menyambut dengan pertanyaan halus dan gembira.

Jokowi pun mengatakan ucapan terima kasih kembali kepada Paus.

Lantaran telah memenuhi undangan untuk mengunjungi Indonesia dengan melakukan penerbangan terpanjang yang Paus lakukan.

3. Terpukau dengan Budaya Indonesia

Pemilik nama lahir Jorge Mario Bergoglio, mengaku terpukau dengan kondisi dan budaya Indonesia.

Terlebih dengan karakter budaya di Indonesia yang saling menghormati satu dengan lainnya.

"Dapat dikatakan bahwa sebagaimana samudera adalah unsur alami yang menyatukan seluruh kepulauan di Indonesia. Demikian pun sikap saling menghargai terhadap kekhasan karakteristik budaya, etnik, bahasa, dan agama," ujarnya.

4. Terkesan dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Paus Fransiskus mengaku terkesan dengan semboyan khas Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai informasi, Bhinneka Tunggal Ika tertulis di lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.

Semboyan tersebut memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu, yang menggambarkan kondisi Indonesia.

"Dari semua kelompok yang ada di Indonesia adalah kerangka yang tak tergantikan dan menyatukan, yang membuat Indonesia, sebagai sebuah bangsa yang bersatu dan bangga," tambahnya.

Ia menilai semboyan tersebut tidak apat tergantikan oleh apapun, karena dengan semboyan tersebut dapat menyatukan seluruh elemen yang ada di Indonesia.

5. Sebut Petikan UUD 1945

Pimpinan tertinggi umat katolik dunia itu juga sempat mengambil petikan Undang-Undang Dasar tahun 1945.

Ia mengatakan terdapat dua kali rujukan pada Allah yang Maha Kuasa atas kemerdekaan Indonesia.

Selain itu juga, ia menyebut di dalam UUD 1945 terdapat kalimat yang merujuk kepada keadilan sosial sebagai bentuk upaya pondasi bangsa Indonesia.

"Kalimat pembuka UUD anda merujuk dua kali pada keadilan sosial sebagai pondasi tatanan internasional yang diinginkan dan sebagai salah satu tujuan yang harus dicapai demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya ia pun menjelaskan soal pembukaan UUD 1945 yang berisi mengenai wawasan berharga sebagai jalan yang dipilih oleh Indonesia yang demokratis dan merdeka.

Menurutnya hal tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat indah.

6. Ucapkan Syukur ke Keluarga di Indonesia

Paus mengaku bersyukur ketika mengetahui keluarga di Indonesia memiliki banyak anak.

Kata Paus, banyak di luar negeri orang lebih memilih mengasuh hewan daripada mengasuh seorang anak.

Bahkan ia menyebut hal ini merupakan contoh yang bagus.

"Mendengar bahwa keluarga-keluarga masih memiliki tiga sampai empat anak, dan ini sebuah contoh yang bagus bagi negara karena banyak yang tidak mau lagi memiliki anak, tetapi memiliki binatang, anjing atau kucing," ujar Paus.

Selain itu, ia mengulas kondisi tanpa anak tersebut dalam konteks pembahasan sebagian umat manusia yang terpinggirkan tanpa sarana menjalani hidup yang bermartabat.

"Dalam konteks-konteks lainnya, masyarakat percaya bahwa mereka dapat atau boleh mengabaikan kebutuhan untuk memohon berkat Allah," kata Paus.

"Menilainya sebagai sesuatu yang dangkal bagi manusia dan masyarakat sipil," tambahnya.

7. Indonesia Bisa Jadi Contoh Bagi Dunia

Paus kelahiran tahun 1936 itu menyampaikan bahwa Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia sebagai negara yang mampu menciptakan kehidupan damai di tengah keberagaman.

"Sri Paus menyampaikan bahwa Indonesia memiliki keragaman yang sangat luar biasa dan dapat menjadi contoh dunia di mana keberagaman ini justru dapat hidup menciptakan kehidupan yang damai," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Paus Fransiskus terpukau dengan cara Indonesia merayakan sebuah perbedaan.

Bahkan ia menyinggung soal peran pentingnya Pendidikan bagi anak-anak.

"Inilah fungsi pendidikan. Sekolah sangat penting karena dari sejak muda anak-anak penting untuk dididik menghargai perbedaan. Jika mereka semua, kita semua, menghargai perbedaan, perdamaian akan dapat terjaga," pungkasnya.

(mg/alinda tyas praftina)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas