Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beri Ceramah di Sesko TNI, AHY: Ini Semua Dulu yang Nyuruh Saya Push-up

AHY tampak akrab dengan sejumlah Perwira Siswa (Pasis) Dikreg ke-52 Sesko TNI

Penulis: Gita Irawan
Editor: Dodi Esvandi
zoom-in Beri Ceramah di Sesko TNI, AHY: Ini Semua Dulu yang Nyuruh Saya Push-up
Tribunnews.com/Gita Irawan
Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Dansesko TNI Marsekal Madya TNI Arif Widianto usai  memberikan ceramah pembekalan bertajuk Pertanahan dan Pertanahan di Graha Widya Adibrata Sesko TNI Bandung pada Jumat (6/9/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampak akrab dengan sejumlah Perwira Siswa (Pasis) Dikreg ke-52 Sesko TNI saat memberikan ceramah pembekalan bertajuk Pertanahan dan Pertanahan di Graha Widya Adibrata Sesko TNI Bandung pada Jumat (6/9/2024).

Di awal ceramahnya, lulusan Akmil 2000 peraih Adhi Makayasa itu tampak santai turun dari podium dan menyapa para peserta dengan sebutan sahabat dan senior.

AHY yang pensiun dini pada pangkat Mayor 2016 silam itu pun masih ingat dan berkelakar dengan menyebut satu dua nama seniornya di awal ceramahnya tersebut.

"Bang Donny, ada Bang Joko Setyo. Ini yang pernah mush-up (menyuruh push-up) saya semua," kata AHY disambut tawa hadirin.

"Oh nggak. Tapi baik. Kalau Bang Donny sudah kenal dari SMP 5 Bandung dulu. Biasanya yang dikenal itu yang baik sekali atau yang galak sekali. Yang tengah-tengah agak kurang apal dikit itu biasa. Oh Bang Tiwi juga apal kita," sambung dia disambut tawa hadirin.

Baca juga: Saat AHY Berulang Kali Kutip Pesan Sesepuh Dayak Iban, Tekankan Pentingnya Tanah Ulayat

Ia pun lantas mengatakan para pasis Sesko TNI di ruangan tersebut adalah perwira-perwira terpilih.

BERITA TERKAIT

AHY mendoakan mereka semua agar bisa menyelesaikan pendidikannya tepat waktu hingga 26 November.

Terkait itu pun, ia berkelakar lagi.

"Mudah-mudahan bisa selesai 26 November. Nggak bisa lebih cepat kah? Hahaha Itulah bedanya, kalau di politik bisa lebih cepat sedikit itu," kata AHY dibalas tawa sejumlah hadirin.

"26 November lulus dan segera bisa mendapatkan posisi-posisi yang lebih baik bahkan bisa segera bersinar bintangnya di pundak pada sahabat dan senior sekalian. Itu doa saya, dan saya ingin memberikan support penuh kepada almamater tercinta TNI," kata AHY.

"Kita tahu scarcity (kelangkaan) akan meningkatkan tensi dalam berkompetisi. Kompetisi yang tidak terukur dan dikelola dengan baik, sangat berpotensi menjadi konflik. Konflik yang tidak bisa diselesaikan akan menjadi perang, perang terbuka," kata dia.

"Sekarang pertanyaannya adalah apakah Indonesia akan kebal dari ini semua? Mungkin nggak kita terlibat dalam kompetisi, konflik, bahkan perang yang memperebutkan sumber-sumber daya alam yang terbatas tadi?" tanya AHY.

AHY lalu berbicara terkait dengan aspek pertanahan dan tantangannya.

Baca juga: Petuah Sesepuh Dayak Iban Apai Janggut di Hadapan Menteri AHY dan Delegasi ASEAN

Ia menjelaskan di antaranya dengan keterbatasan tanah yang ada dikaitkan dengan potensi konflik agraria.

Kebutuhan akan lahan, kata dia, jika dibandingkan dengan terbatasnya lahan yang ada membuat potensi konflik agraria meningkat.

Hal tersebut, kata dia, terkonfirmasi dengan data yang disampaikan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto terkait dengan dominannya aduan terkait sengketa pertahanan yang masuk ke Kemenko Polhukam.

Sengketa agraria yang dimaksud baik itu sengketa antara warga dengan warga, warga dengan korporasi, warga dengan negara, bahkan dengan TNI.

AHY kemudian menjelaskan kaitan hal tersebut dengan kemiskinan struktural.

Menurutnya, salah satu faktor penyebab terjadinya kemiskinan struktural adalah ketika seseorang yang tidak memiliki aset dalam hal ini tanah tidak bisa mewariskan tanahnya ke anak cucu keturunannya.

"Makanya kita berharap dengan kebijakan dan program-program reforma agraria di mana kita juga berupaya untuk melakukan yang namanya meredistribusi tanah. Tanah negara ini," kata dia.

"Ada tanah-tanah terlantar. Ada yang tadinya digunakan oleh perusahan untuk HGU, tapi sudah tidak lagi berproduksi, tidak lagi aktif, maka dikonsolidasikan oleh negara dalam hal ini Kementerian ATR BPN kemudian kita tata lagi, dan kita bagikan itu kepada masyarakat yang tidak punya tanah," sambung dia.

Baca juga: Buka Konferensi Internasional, Menteri AHY Sebut 24 Sertifikat HPL Tanah Ulayat Telah Diterbitkan

AHY kemudian berbicara tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup agar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Ia lantas mengungkapkan data sebuah survei terhadap negara-negara di Eropa Barat yang menunjukkan negara-negara tersebut lebih mendahulukan perlindungan lingkungan hidup mereka ketimbang ekonomi.

AHY kemudian menjelaskan tentang kampanye besar-besaran dunia tentang agenda net zero emission guna mengurangi jejak karbon yang diciptakan dari pembangunan.

"Itulah mengapa kita diwanti-wanti agar jangan sampai meleset menyusun strategi dan kebijakannya. Karena penduduk kita banyak," kata dia.

AHY kemudian mengutip pernyataan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Periode 2024-2029 Prabowo Subianto terkait pentingnya pertahanan guna melindungi segala kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

"Jika TNI kita lemah, maka siap-siaplah kekayaan alam tadi dirampas oleh mereka yang berhak, termasuk pihak asing. Ini mendasar. Ini amanah konstitusi yang sampai kapanpun akan relevan dan bahkan semakin relevan," kata dia.

"Oleh karena itu mari kita jaga setiap jengkal wilayah Indonesia ini. Bukan hanya sekadar jargon ya, bukan hanya sekadar penyemangat kita di momen spesial 17 Agustus, 5 Oktober. Tapi ini benar-benar harus menjadi bagian dari policy yang dihadirkan pemerintah dan tentunya TNI, Polri," kata dia.

AHY kemudian memaparkan kasus sengketa lahan antara TNI dengan warga di mana aset TNI diduduki oleh warga sekitar.

Baca juga: AHY Ungkap Alasan Demokrat Usung Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan di Pilgub Jabar 2024

Untuk itu ia pun memberikan tips kepada para Pasis yang merupakan calon-calon komandan satuan itu guna mengamankan aset-aset TNI.

"Jika teman-teman pada saatnya menjadi komandan-komandan satuan, pimpinan, panglima di manapun berada. Sertifikatkan aset kita. Diurus. Pasang patok batas. Karena kalau dipasang saja kadang-kadang diserobot apalagi nggak dipasang," kata dia.

"Dan jangan ditelantarkan. Jangan tanah tidur, jangan ditelantarkan, produktif. Kalau ini kita lakukan, dan masih saja juga ada yang melanggar, ya kita selesaikan secara hukum," sambung dia.

Setelah melakukan tanya jawab dengan para Pasis, AHY kemudian bertukar cinderamata dengan Dansesko TNI Marsekal Madya TNI Arif Widianto.

Setelahnya, AHY kemudian menyerahkan uang senilai Rp300 juta kepada Arif guna turut berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur Sesko TNI.

Acara tersebut dihadiri sekitar 187 perwira siswa dari TNI, Polri, dan Angkatan bersenjata dari sejumah negara di antaranya Australia, Singapura, Malaysia, Brunei, dan India.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas