Indonesia Targetkan Kurangi Sampah Laut Hingga 70 Persen pada Tahun 2025
Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengatasi sampah plastik utamanya di sungai-sungai Indonesia
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengatasi sampah plastik utamanya di sungai-sungai Indonesia
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, mengatakan Pemerintah berupaya mencegah kebocoran sampah plastik ke laut melalui sungai.
Baca juga: KLHK Targetkan 70 Persen Sampah Laut di Tahun 2025 Berkurang, Apa Langkah Nyatanya?
Pemerintah menjalin kemitraan dalam berbagai inisiatif lingkungan dengan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Salah satu hasil utama ialah terjalinnya kemitraan baru antara Clean Rivers yang merupakan sebuah organisasi nirlaba UEA dengan United Nation Deveploment Programme (UNDP).
Kemitraan ini resmi ditandatangani dalam acara Indonesia Sustainability Forum 2024 di Jakarta yang merupakan implementasi dari Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada April 2024.
"Kemitraan ini menjadi tonggak baru dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan UEA untuk mengatasi masalah lingkungan dan menjadi langkah konkret kita bersama dalam mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut melalui sungai," kata Nani melalui keterangan tertulis, Sabtu (7/9/2024).
"Fokusnya adalah pada mitigasi kebocoran sampah plastik ke laut melalui penguatan upaya penanganan sampah di sungai dan mengolahnya dengan pendekatan ekonomi sirkular,” tambah Nani
Selama tiga tahun ke depan, kemitraan antara Clean Rivers dan UNDP menargetkan penanganan 5.000 ton sampah plastik dari lima wilayah sungai melalui program pembersihan dan upaya pencegahan kebocoran sampah ke laut melalui sungai.
Pada kesempatan yang sama, CEO Clean Rivers, Deborah Backus, mengatakan pihaknya berupaya mengurangi sampah plastik di sungai-sungai demi laut yang lebih bersih.
"Kami percaya bahwa pemberdayaan masyarakat adalah kunci kesuksesan, Selain membersihkan sampah plastik, proyek ini akan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, serta menumbuhkan budaya peduli lingkungan bagi generasi mendatang," ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Residen UNDP Indonesia, Sujala Pant, menyampaikan Indonesia memiliki target untuk mengurangi sampah laut hingga 70 persen pada tahun 2025.
"Kami yakin, kemitraan ini merupakan langkah penting dalam mengurangi sampah plastik, meningkatkan kesadaran, dan memicu perubahan perilaku," ucapnya.
Sungai-sungai yang menjadi fokus proyek ini meliputi Kabupaten Bekasi di Jawa Barat, Kota Surakarta di Jawa Tengah, Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, serta Kabupaten Badung di Bali.
"Kami sebagai pelaksana kemitraan akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, LSM, dan penggiat lingkungan setempat untuk memastikan setiap program pengelolaan sampah dapat berjalan dengan menyesuaikan kebutuhan spesifik masing-masing wilayah,” kata Sujala.
Selanjutnya Perwakilan Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup UEA menyatakan dengan lebih dari satu juta ton plastik yang mencemari lautan setiap tahun.
"Sangat penting bagi negara-negara untuk bersatu dalam mengatasi masalah ini. Kemitraan ini menandai awal komitmen jangka panjang UEA untuk membantu Indonesia dalam mengatasi sampah plastik di sungai-sungainya," tuturnya.
UEA juga telah mengalokasikan dana mencapai USD 20 juta untuk mendukung upaya Indonesia dalam mengatasi sampah plastik.