Pengakuan Pria yang Dipukul Paspampres usai Ajak Jokowi Selfie di Samarinda, Istana Langsung Bantah
Pengakuan pria yang dipukul Paspampres usai ajak Jokowi selfie di Samarinda, Istana langsung bantah.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial seorang pemuda mengaku dipukul Paspampres seusai mendekati Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berswafoto atau selfie.
Berdasarkan video yang beredar luas di media sosial, pria tersebut mengaku kejadian menegangkan itu dialaminya di Samarinda, Minggu (8/9/2024) malam.
Kejadian ini bermula ketika pria bernama Yulianus Agung itu nekat menerobos Paspampres saat Jokowi berkunjung di Samarinda.
Setelah berhasil menembus pengamanan Paspampres, ia langsung berdiri di samping mobil Jokowi seraya merekam aksinya.
Kronologi Kejadian
Jokowi yang melihat Yulianus hanya terdiam dan tersenyum tipis.
Tak lupa, orang nomor satu di Indonesia itu juga memberikan sapaan sembari tertunduk.
"Terima kasih iya pak," ujar Yulianus.
Namun, aksi Yulianus itu membuat Paspampres meradang.
Paspampres langsung menarik tubuh Yulianus dan menegurnya.
"Hey kamu jangan terlalu dekat gitu ya," kata Paspampres.
Baca juga: Kronologi Lengkap Mahasiswa Samarinda Nekat Foto Bareng Jokowi hingga Dadanya Dihantam Paspampres
"Ya maaf pak maaf, makasih pak ya," jawab Yulianus.
"Kalo kamu jangan kaya gitu ya," ucap Paspampres kembali menegaskan.
"Siap," jawab Yulianus.
Tak disangka, Yulianus juga sempat mengalami pemukulan pada bagian dada.
Tindakan Paspampres itu sontak membuat Yulianus kaget dan berteriak kesakitan.
"Saya dihantam," katanya meringis kesakitan.
Luapkan Kekecewaan usai Dipukul
Setelah kejadian, Yulianus meluapkan kekecewaannya atas tindakan Paspampres tersebut.
Ia merasa tidak bersalah karena telah meminta maaf seusai menerobos barisan Paspampres.
"Saya dihantam saya Paspampres, saya dipukul sama Pasukan Pengaman Presiden tadi, dihantam hanya karena foto sama Presiden," papar Yulianus.
"Itu Presiden Republik Indonesia dan Presiden rakyat Indonesia, kenapa saya harus dihantam sama Paspampres, untung saya gak mati, hantamannya itu keras. Presiden aja ga jadi masalah, masa saya dihantam sama Paspampres-nya, gak bisa begitu."
Yulianus juga merasa sudah bersikap sopan saat mendekati Jokowi.
Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum, ia menyebut aksi main tangan Paspampres itu tak dapat dibenarkan.
"Presiden bukan punya mereka saja, saya sudah minta dengan hormat, sa sudah datang dengan sopan, sa juga sudah minta maaf, kenapa saya harus dihantam, gak boleh begitu.Pasukan Presiden hantam hantam masyarakat, didepan Presiden dia gak hantam saya, tetapi dibelakangnya Presiden dia hantam saya."
"Kalau anda ngasih tau bagus bagus saya terima, tapi kalau anda hantam ini Negara hukum dan saya orang hukum. Saya mahasiswa hukum, gak boleh begitu, saya gak tahu Paspampresnya siapa, tapi saya mahasiswa hukum, saya begini karena itu Presiden saya," jelasnya.
Baca juga: Viral Pemuda Ngaku Dipukul Paspampres Saat Selfie dengan Jokowi di Samarinda, Ini Penjelasan Istana
Alasan Dekati Jokowi
Yulianus lantas mengungkap alasannya nekat mendekati Jokowi.
Ia mengaku ingin meluapkan rasa bangga terhadap presiden asal Solo, Jawa Tengah tersebut.
"Saya hanya bangga dan bersyukur dengan Presiden Jokowi, tapi saya tidak setuju dengan perlakuan pasampresnya terhadap saya saya tahu mungkin saya salah dalam meminta foto atau menerobos karena saya jarang dan mungkin gak bakalan ketemu dengan presiden tapi setelah kejadian itu saya sudah meminta maaf 3 kali kepada paspampres itu masa saya harus di pukul saya orang berpendidikan juga kalau sudah menegur saya juga mengerti jangan sampai anda main tangan. Setop saya minta kalau menjadi pasampres minimal punya Hati !," tandasnya.
Bantahan Istana
Namun, pernyataan Yulianus itu langsung dibantah pihak Istana.
Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menegaskan tidak ada pemukulan oleh Paspampres saat Jokowi berkunjung ke Samarinda.
"Kami telah koordinasi dengan teman-teman Paspampres bahwa tidak ada pemukulan oleh Paspampres. Kami akan cek tim pengamanan wilayah," ucap Yusuf, dikutip dari Kompas.com.
Yusuf mengatakan, Paspampres dilatih untuk selalu waspada dan humanis saat menjalankan tugas.
Ia bilang, pengamanan presiden saat kunjungan kerja juga terdiri dari berbagai unsur TNI/Polri.
Kendati demikian, ia tetap meminta maaf atas kejadian tersebut.
Yusuf menyatakan, kejadian ini akan menjadi pelajaran dan evaluasi Paspampres ke depan.
"Kami mohon maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut, dan mengucapkan terima kasih dan sangat menghargai antusias masyarakat yang ingin menyambut Bapak Presiden. Hal ini akan menjadi pembelajaran dan evaluasi kami," tandasnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Theresia Felisiani/Erik S) (Kompas.com)