Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata PKS, Golkar, dan NasDem soal Jatah Kursi Menteri Prabowo Subianto

Tiga partai politik (parpol) berbicara mengenai jatah kursi menteri pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Kata PKS, Golkar, dan NasDem soal Jatah Kursi Menteri Prabowo Subianto
Istimewa
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sekaligus Presiden terpilih 2024-2029, bertemu Presiden Joko Widodo untuk melaporkan hasil kunjungan kerjanya selama sepekan di Eropa. Tiga partai politik (parpol) berbicara mengenai jatah kursi menteri pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

TRIBUNNEWS.COM - Tiga partai politik (parpol) berbicara mengenai jatah kursi menteri pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Ketiga partai politik itu ialah Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan NasDem.

Politikus Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengungkapkan calon menteri dari partainya sudah diajukan kepada Prabowo.

Namun, dirinya belum mengetahui siapa saja yang diusulkan Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, kepada Prabowo.

"Tentu nama-nama di Golkar sudah dimasukkan oleh Ketua Umum Golkar Pak Bahlil kepada Pak Prabowo, cuma siapa yang bakal nanti dipilih ya tunggu saja," ucap Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Lalu, berapa jatah menteri yang diperoleh partai berlambang pohon beringin ini?

Mengenai hal ini, Bamsoet enggan membeberkan jatah menteri untuk Golkar.

BERITA TERKAIT

Meski begitu, ia memastikan, Prabowo terus berkomunikasi dengan pimpinan parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, karena pembahasan terus dilakukan baik dengan para pimpinan parpol koalisi yang tergabung dalam KIM, termasuk di Golkar," ucapnya.

Kemudian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Habib Aboe Bakar Alhabsy, mengatakan sejatinya sudah ada pembahasan antara pihaknya dengan Prabowo Subianto terkait jatah kursi menteri.

Ia berujar, pembahasan tersebut memang masih terus terjadi antara PKS dengan Prabowo.

Baca juga: Bamsoet Ungkap Calon Menteri Dari Golkar Sudah Diajukan Kepada Prabowo Subianto

"Pokoknya on progress deh," kata Habib Aboe saat ditemui di arena Rakernas DPP PKS, di Kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat.

Kendati demikian, Habib Aboe menyatakan dalam pembahasan yang selama ini terjadi, pihaknya tidak pernah melayangkan tawaran apa pun kepada Prabowo, termasuk soal target kursi menteri untuk PKS.

"Ya gitu aja kita denger aja hasilnya enggak ada tawar menawar, belum ada spesial khusus," ujarnya.

Hal yang terpenting, ucap Aboe, pembahasan yang masih on progress tersebut sejauh ini menunjukkan arah yang positif.

"Pokoknya on progress positif itu aja ya cukup," terangnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyatakan perolehan jumlah menteri di Kabinet Prabowo-Gibran untuk NasDem bukanlah pencapaian yang ingin didapatnya.

Paloh menyebut, dirinya bersama NasDem akan lebih mengutamakan para partai politik lain terlebih yang tergabung dalam KIM untuk masuk dalam susunan kabinet.

Ia mengaku pernah menyampaikan hal itu secara langsung kepada Prabowo Subianto.

"Jawaban yang jujur saya mengutarakan kepada Pak Prabowo, NasDem memberikan kesempatan kepada beliau dan kepada seluruh policy kebijakan beliau untuk memprioritaskan seluruh partai-partai politik di luar Partai NasDem untuk masuk di kabinet," kata Paloh saat jumpa pers di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Baca juga: Sekjen PKS Akui Sudah Ada Pembahasan Kursi Menteri dengan Prabowo: Pokoknya On Progres Deh

Dengan begitu, Paloh menegaskan, NasDem bukanlah partai prioritas untuk dilibatkan dalam kabinet Prabowo-Gibran mendatang.

Meski begitu, ia menilai, posisi partainya meski sedikit atau tidak sama sekali di kabinet akan tetap terhormat.

Pasalnya, dalam kondisi ini, Paloh menyebut kalau NasDem menyadari soal posisi dengan lebih mementingkan agar partai politik lain yang tergabung dalam komposisi kabinet.

"Artinya NasDem bukan prioritas, itu yang saya harapkan. Nah mungkin pertanyaan kenapa, sekali lagi kami bisa merasakan betapa terhormatnya posisi menjadi salah satu pembantu presiden apa pun itu nomenklaturnya termasuk kabinet."

"Tapi tidak kalah terhormat untuk memberikan kesempatan kepada saudara-saudara kita, partai-partai politik lainnya. Jadi, kalau bisa mempertimbangkan NasDem itu paling ujung aja, paling belakang aja. Bukan nomor satu," ujarnya.

(Tribunnews.com/Deni/Rizki/Chaerul)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas