Megawati Persembahkan Gelar Profesor Kehormatan di Uzbekistan untuk Rakyat Sumber Kebudayaan
Megawati juga menyatakan, komitmen membangun masa depan melalui jalan kebudayaan haruslah diapresiasi. Maka, ia merasa terhormat, dan berbangga bisa
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, UZBEKISTAN - Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengatakan, gelar profesor kehormatan yang diterimanya dari Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage (IUTCH), Uzbekistan, dipersembahkan untuk menempatkan rakyat sebagai sumber kebudayaan.
Sebab visi pembangunan peradaban dunia haruslah bertumpu pada jalan kebudayaan. Dan seorang pemimpin haruslah setia pada jalan berkebudayaan dengan menempatkan rakyat sebagai sumber dari kebudayaan tersebut.
Megawati juga menyatakan, komitmen membangun masa depan melalui jalan kebudayaan haruslah diapresiasi. Maka, ia merasa terhormat, dan berbangga bisa berada di Universitas Silk Road Internasional.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato ilmiahnya bertema ‘Jalan Kebudayaan dan Titik Temu Peradaban’ saat menerima penganugerahan gelar profesor kehormatan dari Universitas Silk Road Internasional, Samarkand, Uzbekistan, pada Sabtu (21/9/2024) waktu setempat.
Penganugerahan gelar profesor kehormatan ini merupakan gelar ketiga yang diterima Megawati. Kali ini Megawati mendapat gelar Profesor Kehormatan di Bidang Pariwisata Budaya Berkelanjutan (Sustainable Cultural Tourism).
“Sesuai namanya, Silk Road University melekat dengan pijakan sejarah peradaban dunia melalui jalur sutera. Jalur sutera bukanlah sekedar mata rantai perdagangan. Ia mengandung visi dan daya kepeloporan untuk membangun peradaban dunia dari utara,” kata Megawati.
Baca juga: Salah Alamat, Reaksi Jokowi soal Isu PDIP Gabung Kabinet Prabowo-Gibran
Menurutnya, jalur sutera menggambarkan sintesa peradaban melalui jalan kebudayaan. Di dalam sintesa itu terjadi bauran antar kehidupan yang semakin menyempurnakan peradaban.
“Atas dasar pemaknaan terhadap jalur sutera tersebut, serta setelah saya melakukan perenungan dan berkontemplasi tentang bagaimana peradaban dunia dibangun, khususnya melalui jalur sutera, maka saya mengucapkan syukur, rasa bangga, dan terima kasih kepada seluruh jajaran Universitas Silk Road Internasional atas penganugerahan gelar Profesor Kehormatan ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Megawati juga berbicara banyak soal karakter kepemimpinan.
Di dalam praktiknya, sebagai sosok yang pernah memimpin Indonesia sebagai wakil presiden dan presiden, Megawati mengaku belajar dari sosok ayahnya.
Soekarno, sang ayah, merupakan proklamator dan presiden pertama Indonesia. Menurut Megawati, Soekarno bukan sekadar ayah, namun juga guru.
Baca juga: Pengamat Militer Nilai Prabowo Tak Pantas Terima Gelar Jenderal Kehormatan, Ini Alasannya
Dari Soekarno serta dari pengalamannya sendiri, Megawati punya pendapat soal bagaimana harusnya seorang pemimpin itu. Jika seorang pemimpin tetap berada pada jalan kebudayaan, ia yakin pemimpin itu akan tetap menjadi pemimpin yang benar.
“Pemimpin harusnya akan tetap pada rel kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, apabila pemimpin menempuh jalan kebudayaan. Kebudayaan setiap bangsa menjadi pembeda dengan bangsa lainnya. Karena itulah betapa pentingnya jalan kebudayaan,” kata Megawati.
“Berdasarkan penjelasan di atas, maka pemberian gelar profesor kehormatan oleh Silk Road International University, saya persembahkan untuk menempatkan rakyat sebagai sumber kebudayaan,” pungkas Megawati.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.