Pakar Teknik Pertanian dan Biosistem UGM Beri Penilaian Program 1 Juta Hektare Sawah di Merauke
Potensi keberhasilan itu karena program yang dijalankan Kementerian Pertanian ini didukung salah satunya oleh sumber daya air yang cukup.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Teknik Pertanian dan Biosistem dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Lilik Sutiarso memberikan penilaian terhadap program 1 juta hektare sawah di Merauke dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut dia, program unggulan pertanian pemerintah untuk mencapai swasembada pangan, yakni cetak sawah, di Kabupaten Merauke bisa berhasil.
Potensi keberhasilan itu karena program yang dijalankan Kementerian Pertanian ini didukung salah satunya oleh sumber daya air yang cukup.
"Hamparan lahan cetak sawah di sana (Merauke) sangat luas, datar, dan tidak terlalu berkontur. Selain itu, saya melihat adanya keterjaminan sumber daya air yang cukup," ujar Lilik kepada wartawan, Selasa (24/9/2024)
Menurut Lilik, potensi pertanian di Merauke sangat bagus, terutama apabila didukung iklim dengan sistem produksi pertanian (agroklimat) serta alat mesin pertanian canggih, seperti mekanisasi yang selama ini dilakukan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.
"Potensinya untuk kawasan pertanian sangat bagus, apalagi waktu itu memang dirancang untuk pertanian mekanisasi modern," katanya.
Dilihat dari perspektif perencanaan agroteknis, Lilik mengatakan lahan pertanian di sana memerlukan benih unggul yang sesuai dengan lahan garapan. Sebab di beberapa titik memang masih ada keterbatasan indeks kesesuaian.
"Kalau dari perspektif perencanaan agroteknisnya, di beberapa tempat memang ada keterbatasan indeks kesesuaian lahan, sehingga perlu selektivitas komoditas yang sesuai dengan kondisi lahan," katanya.
Baca juga: Pembatasan BBM Subsidi Jadi Oktober 2024? Ini Bocoran Terbaru dari Kementerian ESDM
Untuk diketahui, Kementerian Pertanian Republik Indonesia meluncurkan program pencetakan sawah baru di kampung wanam, Kabupaten Merauke.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung swasembada pangan nasional di wilayah timur Indonesia.
Untuk mengawali kegiatan tim BSIP dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan melakukan identifikasi, mulai pengambilan sampel tanah dan sampel air untuk dilakukan analisis melihatan kesesuain lahan.
Selanjutnya pemetaan lahan, pembuatan saluran irigasi, dan perbaikan infrastruktur pendukung lainnya.
Teknologi pertanian modern akan diterapkan untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan program, dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.