Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Genjot Minat Baca Melalui Perpustakaan Keliling dan Bahan Bacaan Berkualitas

Dia menambahkan melalui membaca, maka tidak ada pelanggaran norma dan etika yang dilakukan oleh masyarkat.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Genjot Minat Baca Melalui Perpustakaan Keliling dan Bahan Bacaan Berkualitas
Tribunnews/Herudin
Suasana pengunjung menggunakan fasilitas di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2020). Perpustakaan Nasional yang telah dibuka kembali pada awal Oktober 2020 lalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta pembatasan pengunjung. Tribunnews/Herudin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka literasi di Indonesia rendah.

Berdasarkan data dari UNESCO, Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah dalam hal literasi dunia. 

Berdasarkan survei Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019, Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal literasi. 

Data UNESCO menunjukkan, hanya 0,001 persen masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca

Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang gemar membaca. 

Rendahnya tingkat literasi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor.

Di antaranya faktor kurangnya minat membaca, sarana dan prasarana yang tidak memadai, peran keluarga yang kurang mendukung serta pengaruh televisi dan ponsel.

Berita Rekomendasi

Selain itu, karena faktor kualitas pendidikan yang bervariasi, kurikulum yang kurang tepat dan lingkungan yang tidak mendukung.

Jika melihat per wilayah, Gorontalo merupakan salah satu provinsi dengan tingkat gemar membaca peringkat 10 terbawah se-Indonesia dengan angka 64,86.

Untuk itu, pengusaha Andi Ilham berupaya meningkatkan minat baca warga setempat.

Baca juga: Menkominfo Budi Arie: Jauhi Judi Online, Kalau Mau Kaya Harus Kerja Keras

Salah satu upaya dengan cara menyediakan fasilitas Perpustakaan Keliling dan bantuan bahan bacaan berkualitas

"Tujuannya anak-anak dapat menjadi cerdas dan kritis terhadap informasi," kata pria yang juga pengurus Pusat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam keterangannya pada Jumat (4/10/2024).

Pernyataan itu disampaikan setelah mengunjungi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam rangka menjajaki beberapa potensi kerja sama.

Dia menambahkan melalui membaca, maka tidak ada pelanggaran norma dan etika yang dilakukan oleh masyarkat.

"Tidak ada lagi yang melakukan pelanggaran etika yang merusak moral daerah,” kata Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Provinsi Gorontalo itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas