Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Staf Khusus Presiden Presiden Diaz Hendropriyono Ajak Mahasiswa Kritis Menyikapi Isu Perubahan Iklim

Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono, mengajak mahasiswa untuk lebih kritis dalam menyikapi isu perubahan iklim.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Staf Khusus Presiden Presiden Diaz Hendropriyono Ajak Mahasiswa Kritis Menyikapi Isu Perubahan Iklim
istimewa
Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono, pada Kuliah Umum Tujuh Puluh Menit (Kultum) di Auditorium Kampus 1 Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono, mengajak mahasiswa untuk lebih kritis dalam menyikapi isu perubahan iklim.

Diaz mengingatkan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam berinovasi untuk mewujudkan net-zero emission.

"Apakah kita memilih untuk mengurangi emisi dan mencapai net-zero emission, atau menyerah pada keserakahan dan menuju zero ecological mission?" ujar Diaz melalui keterangan tertulis, Senin (7/10/2024).

Hal tersebut diungkapkan oleh Diaz pada Kuliah Umum Tujuh Puluh Menit (Kultum) bertemakan Environmental Sustainability, Climate Change, & Net Zero Emission di Auditorium Kampus 1 Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Jakarta. 

Ia menyoroti konsumsi manusia yang berlebihan akan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan transportasi, serta masifnya penggunaan bahan bakar fosil. 

Eksploitasi ini memicu peningkatan emisi, menipisnya atmosfer, dan memperparah perubahan iklim global.

Berita Rekomendasi

Diaz Hendropriyono mengatakan bahwa keserakahan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam disebut sebagai Dangerous Human. 

"Pihak-pihak tersebut merupakan penyebab utama dari meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim yang ekstrem," katanya. 

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Mahasiswa, Alumni, Kerjasama, dan Kewirausahaan, Dr. Theresia Citraningtyas, MWH., Ph.D., Sp.KJ., mengatakan pihaknya memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan. 

Dr. Citra menggunakan analogi Titanic untuk menggambarkan situasi bumi saat ini. 

“Manusia terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sementara bumi, layaknya Titanic, sedang menghadapi ancaman besar yang tak disadari.", ujar Dr.Citra.

Selama ini, UKRIDA melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, membangun lubang biopori, dan memasang lampu LED hemat energi di setiap ruangan. 

Selain itu, UKRIDA turut berperan dalam penghijauan di sekitar kampus, termasuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Flyover Kebon Jeruk dan Taman Kreasi di tengah kota Jakarta.

Salah satu mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam kuliah tamu tersebut yaitu Gerald Grady, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, mengatakan hal paling menarik adalah isu energi. 

Baca juga: Cegah Perubahan Iklim, Akademisi: Desain Interior Harus Mendukung Keberlanjutan

"Listrik dapat diambil dari banyak sumber seperti batu bara dan minyak tanah, tetapi sumber-sumber tersebut memberikan banyak sekali dampak negatif. Saya menjadi lebih paham tentang berbagai langkah praktis yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi perubahan iklim dunia," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas