Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beredar Informasi Dilarang Menikah di Hari Libur, Bantahan Kemenag: Yang Libur KUA, Bukan Penghulu

Muncul kabar dilarang menikah di hari libur karena ada aturan baru pencatatan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA). Ini bantahan Kementerian Agama.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Beredar Informasi Dilarang Menikah di Hari Libur, Bantahan Kemenag: Yang Libur KUA, Bukan Penghulu
Google
Ilustrasi pernikahan. Muncul kabar dilarang menikah di hari libur karena ada aturan baru pencatatan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA). Ini bantahan Kementerian Agama. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik dikhawatirkan munculnya kabar dilarang menikah di hari libur karena ada aturan baru pencatatan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA)


Kementerian Agama (Kemenag) langsung mengklarifikasi beredarnya informasi mengenai larangan pernikahan di hari libur. 

Baca juga: Kementerian Agama: Kampung Zakat dan KUA Bantu Ekonomi Umat


Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie menegaskan tidak ada kebijakan yang melarang pelaksanaan pernikahan di luar KUA, baik pada hari kerja maupun di hari libur.

Pernyataan ini merespons beredarnya informasi di media sosial soal larangan nikah di hari libur setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 22 Tahun 2024 tentang Pencatatan Pernikahan. 

“Kami ingin meluruskan bahwa aturan tersebut tidak membatasi pasangan untuk melangsungkan pernikahan di luar KUA pada hari kerja ataupun di hari libur,” jelas Anna dalam keterangan tertulis,  Minggu (13/10/2024).

Baca juga: Kemenag Kembangkan 432 Badan Usaha Milik Pesantren Lewat Program Kemandirian Pesantren

Anna menjelaskan, pelaksanaan pernikahan di KUA pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan pada hari dan jam kerja, sebab KUA beroperasi dari Senin hingga Jumat. Di luar hari-hari tersebut, imbuhnya, KUA tidak melayani pernikahan di kantor.

“Penting untuk dicatat bahwa yang libur hanyalah kantor KUA, bukan petugas penghulu,” imbuh Anna.

Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie.
Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie. (Kemenag RI)
Berita Rekomendasi

Anna juga mengatakan bahwa PMA tersebut baru akan mulai berlaku tiga bulan setelah ditetapkan. 

"Penerapan PMA ini membutuhkan waktu penyesuaian, dan selama tiga bulan ke depan, kami akan terus mendengarkan masukan dari berbagai pihak untuk meningkatkan layanan pada masyarakat," terangnya.

Menurut Anna, layanan pencatatan nikah sudah diatur dalam Undang-undang. 

Selama memenuhi syarat-syarat yang berlaku, pasangan tetap bisa melangsungkan pernikahan di lokasi yang diinginkan, baik di rumah, tempat ibadah, atau lainnya. Anna mengatakan, Kemenag berkomitmen untuk terus memberi pelayanan pencatatan pernikahan yang memudahkan masyarakat.

“Semoga bisa meredakan kekhawatiran masyarakat yang berencana menikah di luar KUA Kecamatan. Kemenag berkomitmen untuk terus memberi layanan terbaik dalam proses pencatatan pernikahan,” ungkapnya.

Ke depan, imbuh Anna, Kemenag akan melakukan sosialisasi lebih lanjut terkait PMA No. 22 Tahun 2024 agar tidak ada lagi kesalahpahaman di masyarakat terkait aturan pernikahan yang berlaku.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas