Garap Kementerian UMKM, Pengamat Yakin Prabowo Berpihak pada Pengusaha Kecil
Wacana pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memisahkan Kemenkop UKM menjadi dua lembaga atau kementerian, mendapat tanggapan positif.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memisahkan Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menjadi dua lembaga atau kementerian, mendapat tanggapan positif.
Faransyah Agung Jaya, Founder dari Wiranesia Foundation dan CEO Coach Faran Academy mendukung ide ini.
Faransyah, yang biasa disapa Coach Faran, selaku pengamat UMKM turut berkomentar mengenai wacana ini.
Menurut Coach Faran, Presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki niat baik terkait pemisahan di kementerian ini.
“Sudah seharusnya pelaku UMKM memiliki kementerian sendiri karena cakupan UMKM dan koperasi yang begitu luas,” kata Coach Faran di Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024.
UMKM di Indonesia memegang peranan penting dalam perekonomian nasional.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat sekitar 64,2 juta UMKM yang berkontribusi sebesar 61,97 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, atau senilai Rp8.573,89 triliun pada tahun 2022.
Selain itu, UMKM juga menyerap 97 persen tenaga kerja dan berkontribusi terhadap ekspor non-migas sebesar 15,65 persen.
Namun, meskipun jumlah UMKM sangat besar dan kontribusi ekonominya signifikan, dalam 10 tahun terakhir permasalahan yang sama terus dihadapi oleh UMKM, yaitu kesulitan untuk naik kelas.
Menurut laporan dari Kementerian Koperasi dan UKM, sebagian besar UMKM masih berada di level usaha mikro, dengan tantangan utama seperti akses pembiayaan, keterbatasan teknologi, rendahnya inovasi, serta minimnya akses pasar global.
Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa dari total 64,2 juta UMKM, hanya sekitar 15 persen yang berhasil naik kelas ke level usaha kecil atau menengah dalam dekade terakhir.
Coach Faran menegaskan bahwa jika permasalahan ini tidak segera diatasi, UMKM akan terus terjebak dalam siklus stagnasi.
“Kita sudah terlalu lama melihat UMKM hanya menjadi sektor penyangga tanpa ada dorongan kuat untuk tumbuh menjadi pemain utama di kancah global. Pemisahan kementerian ini diharapkan dapat menciptakan fokus yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah-masalah struktural yang selama ini menghambat pertumbuhan UMKM,” ujar Coach Faran.
Menurutnya, Prabowo Subianto, sebagai Presiden terpilih, diharapkan dapat memberikan perhatian khusus pada masalah ini selama lima tahun ke depan.
“Prabowo diharapkan membawa perubahan nyata yang tidak hanya menyasar jumlah, tetapi juga kualitas pertumbuhan UMKM. Ini bisa dimulai dari kebijakan yang lebih proaktif dalam memberikan akses pembiayaan yang inklusif, digitalisasi, dan inovasi bagi UMKM,” tuturnya.
Coach Faran, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi UMKM Digital Indonesia (DIGINESIA), berharap nantinya ada kedeputian dan direktorat yang membantu UMKM untuk naik kelas, dibagi berdasarkan tingkatan usaha: mikro, kecil, dan menengah.
Sebagai Ketua Umum Asosiasi Trainer, Mentor, dan Coach Wirausaha Indonesia (ARMORNESIA), Coach Faran sangat berharap Presiden terpilih dapat memilih orang-orang yang berkompeten dan berpengalaman dalam membangun UMKM di Indonesia.
“Kami butuh pemimpin yang tidak hanya memahami ekonomi makro, tapi juga mengerti masalah-masalah mikro yang dihadapi UMKM sehari-hari,” ungkapnya.
Baca juga: Daftar 49 Calon Menteri yang Dipanggil Prabowo Hingga Senin Malam, Tak Ada Politikus NasDem dan PKS
Dengan pemisahan Kementerian Koperasi dan UKM, harapannya adalah Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk UMKM berkembang dan menjadi lebih kompetitif di tingkat global. (*)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia