Cerita Sherly Tjoanda 2 Kali Bujuk Benny Laos Batalkan Kampanye di Taliabu Sebelum Kapal Meledak
Sherly Tjoanda bercerita soal kejadian ledakan kapal yang mereka naiki hingga suaminya meninggal dunia.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
Ia cemas lantaran sang suami hanya dibantu alat pompa sederhana.
Sementara mereka harus menunggu sekitar 15 jam lagi untuk helikopter bisa menjemput.
Selama 3 jam berlalu, tubuh Benny Laos yang hanya dibantu alat pompa sederhana mulai mengeras dan wajah membiru.
Dokter menyatakan tak bisa melakukan penanganan apapun karena minimnya alat kesehatan di rumah sakit tersebut.
"Di Taliabu mereka tidak punya apapun tidak ada apapun dan jalannya semua rusak," ujar Sherly.
Sebagai penutup, Sherly berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dirinya dan almarhum hingga bisa tiba kembali di Jakarta.
Ia berterima kasih dan mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat Maluku Utara.
Sherly berterima kasih atas sambutan masyarakat Maluku Utara yang antusias selama giat kampanye.
Sherly juga berterima kasih kepada para kerabat, termasuk Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang jadi partner bermain golf menemani almarhum, di mana almarhum juga pernah menjabat staf khusus KSP.
"Saya mewakili pak Benny mohon maaf tidak bisa memenuhi harapan masyarakat Maluku Utara," katanya.
"Saya mewakili pak Benny Laos mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya telah menjadi bagian hidup pak Benny Laos," kata Sherly.
Selepas itu, Sherly bersama keluarga dan para kerabat dekat kemudian mengikuti ibadah kebaktian.
Selepas 50 menit, Sherly dipandu untuk kembali ke rumah sakit.
Ketika melintasi halaman luar, Sherly kembali disemangati para kerabatnya.
Lagi-lagi dia membalas dengan mengucap terima kasih seraya memberi gestur tangan hingga menuju mobil ambulans.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.